Menjadi Proactive adalah salah satu kebiasan orang-orang yang efektif. Menjadi proactive artinya kamu secara sadar mengambil kendali atas hidup mu, menetapkan tujuan dan bekerja untuk mencapainya.
Proactive artinya, daripada hanya bereaksi pada suatu kejadian dan hanya menunggu kesempatan, kamu lebih memilih untuk keluar dan menciptakan even dan kesempatan mu sendiri.
Menjadi proactive artinya, daripada bereaksi terhadap suatu even saat even itu terjadi, kamu lebih memilih untuk secara sadar membentuk even mu sendiri.
Dulu, sebelum aku membaca artikel mengenai proactive ini, aku sering menyamakan proactive dengan agresif. Aku pikir dua kata itu mempunyai arti yang sama. Orang yang proactive adalah orang yang sangat aktif, dan orang yang sangat aktif bisa juga diartikan orang yang agresif.
Tapi tidak setelah aku membaca artikel tersebut. Aku jadi mengerti bahwa proactive tidak sama dengan agresif. Orang yang proactive memang terlihat agresif. Tapi ternyata, proactive mempunyai makna yang lebih dalam. Proactive adalah satu cara hidup, satu pilihan dalam menjalani hidup.
Btw, apa yang dimaksud dengan proactive dan reactive ini sebenarnya? Baik, aku coba untuk menuliskan apa yang aku pahami dari artikel tersebut.
You know man... sebagai human being kita diberi banyak kelebihan, kelebihan yang dimaksud oleh artikel tersebut adalah...
- Kesadaran – Kemampuan untuk memahami bahwa kita mempunyai kebebasan untuk memilih suatu reaksi. Contohnya, saat seseorang menyinggung perasaan mu. Kamu sadar, bahwa kamu bisa memilih untuk marah atau tidak.
- Suara hati – kemampuan untuk mempertimbangkan, pilihan mana yang menurut mu terbaik.
- Imajinasi – kemampuan untuk menggambarkan pilihan alternatif. Dengan menggunakan imajinasi mu, secara mental kamu bisa menghasilkan dan mengevaluasi pilihan yang berbeda.
- Keinginan – kamu memiliki kebebasan untuk memilih reaksi unik mu sendiri. Kamu tidak bisa dipaksa untuk menyetujui apa yang diharapkan oleh orang lain dari mu.
So, apa hubungannya kelebihan-kelebihan ini dengan proactive? Jika kita ingin tahu apakah kita termasuk orang yang proactive atau reactive, kita bisa melacaknya dengan menggunakan keempat unsur ini. Kekurangan pada salah satu unsur, sudah menunjukkan bahwa kita termasuk dalam ketegori orang yang kurang proactive.
Kita bisa mengetahui apakah kita proactive atau tidak dengan melihat kembali cara hidup kita selama ini.
Kita bisa mengetahui bahwa kita kurang proactive pada saat kita tidak berani mengambil keputusan-keputusan penting dalam hidup, mungkin itu disebabkan karena tingkat kesadaran kita yang masih kurang.
Atau mungkin karena suara hati kita bingung disebabkan kondisi sosial, hingga kita tidak yakin dengan apa yang kita inginkan dalam hidup, dan saat semuanya berjalan tidak seperti yang di harapkan, kita mencari orang lain agar memutuskan bagaimana seharusnya kita bereaksi.
Atau mungkin juga karena kita tidak menyediakan waktu yang cukup untuk membayangrkan pilihan alternatif. Atau mungkin juga karena keinginan kita terhalang disebabkan kita terlalu mengkhawatirkan harapan orang lain.
Kita memang selalu bereaksi terhadap setiap even yang terjadi, baik yang terjadi diluar maupun didalam. Perbedaan antara orang yang reactive dengan orang proactive bisa dilihat dalam tingkat kondisi pemrosesan secara mental yang terjadi selama jarak waktu antara memilih dan bereaksi.
Orang yang proactive akan menggunakan keempat unsur diatas dalam mengambil setiap keputusan atau pilihan (atau memilih untuk tidak memberi respon sama sekali). Bahkan lebih dari itu, orang yang proactive akan menginvestasikan waktu yang cukup, untuk secara sadar menentukan pilihan dalam hidup.
Sementara itu, orang yang reactive cenderung untuk tidak menggunakan keempat unsur tersebut dalam mengambil setiap keputusan. Mereka menjalani hidup berdasarkan prinsip dasar yang tidak pernah berubah, mereka mengambilnya dari orang-orang yang ada disekitar.
Contohnya, saat tidak ada peluang khusus yang datang, mereka memilih untuk mempertahankan pekerjaan mereka tahun demi tahun, selama pekerjaan itu masih setengah memuaskan bagi mereka.
Contohnya lagi, jika orang-orang disekitar mereka banyak melakukan sesuatu, maka diapun akan mengikuti. Dan jika orang-orang disekitarnya banyak yang tidak melakukan sesuatu, dia juga tidak akan melakukannya.
Orang yang reactive hanya mengikuti orang-orang dan situasi yang berada disekitar mereka. Dia hanya akan menggunakan keempat unsur diatas pada saat-saat yang tidak terduga (itupun hanya pada tingkat yang rendah). Dan saat semua berjalan lancar, maka mereka menjalani sebagian besar hidupnya secara otomatis.
Sementara itu orang yang proactive, selalu sadar akan kelebihan yang telah mereka terima. Secara sadar mereka membuat keputusan-keputusan penting menggunakan keempat unsur diatas.
Mereka menciptakan kesempatan untuk diri mereka sendiri, dan menentukan sendiri arah hidup yang ingin mereka jalani. Bahkan saat semua tampak berjalan dengan lancar, mereka tetap mencari dan membuat keputusan-keputusan sendiri.
Keputusan yang mereka ambil terkadang memang sejalan dengan arus yang berada disekitar mereka, tapi juga terkadang berlawanan dengan arus. Terkadang mereka tampaknya menyetujui pendapat-pendapat yang populer yang berada dalam kehidupan sosial mereka, tapi terkadang juga tidak.
Orang yang proactive sepertinya seringkali terlihat mengambil langkah yang misterius bagi orang yang reactive. Mereka mungkin mendadak berhenti dari pekerjaan mereka dan memulai bisnis baru, bahkan sekalipun pekerjaan lama mereka terlihat bagus bagi orang lain.
Mereka sering terlihat melakukan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas yang berbeda dari orang kebanyakan, saat orang kebanyakan tidak bisa melihat motivasi untuk melakukan itu.
Orang yang proactive masih tetap memperhatikan hal-hal yang terjadi disekitar mereka, tapi mereka mengarahkan diri mereka sendiri kearah yang menjadi keinginan mereka, tanpa memperdulikan apa yang terjadi disekitar mereka.
So, sampai disini ada pertanyaan? Jadi sudah jelas belum nih, apa yang membedakan antara orang yang proactive dengan orang yang reacitve. Masih bingung? Sama! Tapi untungnya, penulis artikel tersebut memberikan satu contoh yang membedakan antara orang yang proactive dengan orang yang reactive. Contohnya begini...
Jika seorang yang reactive menjadi seorang kapiten, maksudnya kapten kapal. Maka kapal yang di kemudikannya akan melaju mengikuti arus. Sang kapten yang reactive akan merasa bingung saat mempelajari kemana arah arus tersebut, dia mencoba untuk mengira-ngira dimana kapal akan berlabuh. Jika tempat yang dituju oleh arus tersebut membawanya ketempat yang menyenangkan, dia akan senang. Tapi bila sebaliknya, dia akan merasa tertekan.
Pada beberapa kesempatan, kapten yang reactive ini mungkin akan mencoba untuk menentukan arah, dan jika arus yang berada disekitarnya sedang bagus, kapal itu akan sampai di pelabuhan. Tapi jika arus yang berada disekitarnya sedang jelek, si kapten yang reactive ini akan mengeluh pada mereka, dan menyerah kemudian mencari arah yang lebih mudah.
Bagaimana dengan orang yang proactive? Kapten yang proactive akan mengarahkan kapal kearah yang dia inginkan. Kapten yang proactive ini tetap memperhatikan situasi di sekitar, namun dengan tujuan untuk mengetahui arah.
Terkadang kapal yang dikemudikan kapten yang proactive tersebut akan mengikuti arus, sementara dilain waktu kapal tersebut akan melawan arus. Dia tidak terlalu mempersoalkan apakah arus sedang baik atau sedang buruk. Sang kapten tetap akan mencapai tujuan yang diinginkannya, tanpa merasa tergantung dengan keadaan arus.
Arus hanya bisa mengendalikan kapan kapal tersebut akan sampai ditujuan dan arah yang digunakannya mulai dari start awal hingga ketujuan. Tapi arus tersebut tidak mempunyai kekuatan untuk menentukan tujuan akhir,itu sepenuhnya berada dalam kendali sang kapiten.
So, bagaimana menurut mu? Apa kamu sudah tahu kira-kira yang mana dirimu? Jika kamu belum merasa yakin yang mana yang akan kamu pilih, mungkin kamu bisa menggunakan kata-kata dibawah ini sebagai bahan perbandingan. Kata-kata ini adalah kata-kata yang akan di ucapkan oleh orang yang reactive dan [proactive].
- Kemana arah bisnis ini? [Arah mana yang harus aku tuju selanjutnya, dan bagaimana cara agar aku bisa kesana?]
- Aku tidak mempunyai waktu untuk berlatih. [Bagaimana cara ku mengatur waktu untuk berlatih]
- Berapa uang yang bisa aku dapat jika aku melakukan X? [Berapa banyak uang yang ingin aku dapatkan, dan apa yang akan aku lakukan untuk mendapatkannya]
- Aku akan mencoba itu dan melihat apa yang akan terjadi. [Aku akan melakukan itu]
- Aku terlalu lelah. [Apa yang bisa aku lakukan untuk meningkatkan energi ku]
- Aku tidak pernah pandai matematika. [Bagaimana cara ku untuk meningkatkan kemampuan matematika ku dan menikmati prosesnya]
- Tidak ada yang benar-benar bisa memberiku inspirasi. [Apa yang harus segera aku mulai jika aku tahu aku tidak akan gagal]
- Apa makna dari hidup ini? [Makna apa yang ingin aku berikan pada hidup ku ini?]
Menggunakan keinginan orang lain adalah perhatian utama orang yang reactive. Mereka biasanya melakukan sesuatu, karena menurut orang banyak itu adalah hal yang bagus. Mereka melakukan sesuatu yang banyak dilakukan oleh orang lain, dan mereka tidak akan melakukan hal yang tidak banyak dilakukan oleh orang lain.
Jika orang yang reactive bisa menjalankan suatu bisnis baru, itu karena sudah banyak orang yang melakukannya juga, dan dia ingin ikut bergabung. Dia ingin tahu produk dan jasa apa yang sedang trend, jadi dia bisa melakukan hal yang sama. Jika dia berhasil, itu karena situasinya sedang bagus. Jika dia gagal, itu karena situasi yang sedang tidak memungkinkan, atau karena terlalu banyak kompetisi, atau karena faktor keberuntungan external.
Kamu pikir apa yang sedang terjadi diluar sana akan menentukan sukses tidaknya usaha yang kamu lakukan? Itu tanya sang penulis. Apa jawab mu? Jika kamu menjawab Ya, berarti kamu orang yang reactive, jika kamu orang yang proactive, kamu akan menjawab NOP!
Jika kamu orang yang proactive, kejadian-kejadian diluar sana, hanya mampu mempengaruhi jangka waktu yang kamu perlukan untuk mencapai apa yang kamu inginkan, dan juga jalur yang akan kamu gunakan mulai dari titik awal sampai titik akhir dari tujuan mu. Tapi kejadian-kejadian diluar tidak bisa mempengaruhi mu untuk menentukan tujuan.
Orang yang proactive memang tetap bisa terpengaruh dengan situasi yang berada disekitar mereka, tapi mereka tetap fokus pada keinginan mereka dan mengatur ulang arah serta mentargetkan ulang tujuan mereka, tujuan yang benar-benar didapat atas usaha mereka sendiri.
So, every body, sudah semakin jelas bukan. Tapi, tentu saja. Kita semua mempunyai kedua sifat itu. Contoh dua kapten diatas adalah contoh yang ekstrim, dimana keduanya hanya mempunyai satu sikap. Dan kasus seperti itu jarang terjadi di kehidupan yang nyata.
Yang sering terjadi adalah, kita mungkin terkadang sangat extra proactive pada area-area tertentu dalam hidup kita, dan membiarkan area lainnya berada diluar kendali dan keinginan kita.
Tujuan penulis artikel tersebut mengangkat masalah ini salah satunya adalah, mengajak kita untuk menyediakan waktu dan menggunakan anugrah yang telah kita terima sebagai human being, yaitu keempat unsur diatas.
Kesadaran, suara hati, imajimasi, dan keinginan untuk bebas akan menerangi area-area yang gelap dalam hidup kita selama ini, dan secara sadar mengubahnya. Jika saat ini kamu tidak menyukai kemana arus kehidupan membawa mu, maka ganti haluan.
Jangan hanya menunggu kesempatan datang; buatlah kesempatan untuk dirimu sendiri. Orang-orang reactive yang berada disekeliling mu mungkin akan terlihat lebih baik saat kamu melakukan ini, jadi biarkan saja mereka, dan teruslah mengasah kemerdekaan atas keinginan.
Bahkan sekalipun saat semua orang disekitar mu sepertinya adalah orang-orang yang reactive, kamu masih tetap bisa menjadi orang yang proactive. Itu memang membuat mu tampak seperti melawan arus, tapi jika arus yang berada disekitar mu menuju arah yang salah, bukankah itu suatu hal yang bagus. Walau,”mengkuti arus” adalah nasihat yang sering diberikan oleh orang bijak, tapi itu tergantung kemana arus tersebut akan mengarah.
So, saat ini aku jadi sedikit lebih mengerti tentang perbedaan orang yang proactive dengan orang yang reactive. Dan benar apa yang dikatakan oleh penulis artikel tersebut, proactive dan reactive keduanya ada dalam diri setiap orang. Terkadang kita sangat proactive pada masalah tertentu yang menyangkut hidup kita, tapi tidak memperhatikan bidang yang lain.
Ajakan penulis artikel tersebut untuk secara sadar mengambil kembali kendali kita atas arah dan tujuan yang hendak kita capai dalam hidup, adalah ajakan yang benar-benar tidak bisa kita tolak. Terutama jika kita sudah bosan hidup terombang-ambing dalam ketidaktahuan akan apa yang kita lakukan. Dengan menjadi proactive, berarti kita tahu apa dan mengapa kita melakukan sesuatu.
1 komentar:
Bagus... Bermanfaat
Posting Komentar