Aku tidak mempunyai planning saat ini, dan seringkali aku tidak mempunyai masalah untuk mencapai tujuan ku. Planning sepertinya terlalu berlebihan. Jadi, mengapa harus direpotkan dengan planning? Pertanyaan ini mungkin adalah pertanyaan yang akan kamu ajukan, setelah kamu membaca artikel sebelumnya tentang manfaat dari sebuah planning.
Pertanyaan ini juga masih menjadi bagian dari artikel yang aku baca mengenai planning ini. Aku masih merasa penasaran mengenai planning ini. Coba kita dengar apa isi artikel tersebut selanjutnya....
Jika kamu tidak mempunyai tujuan yang besar, berarti kamu tidak membutuhkan planning. Sebagai contoh, jika saat ini kamu mempunyai sebuah pekerjaan dan menetapkan bahwa, kamu ingin meningkatkan income mu sebesar 10% tahun ini, dan kamu cukup yakin bahwa itu bisa terjadi jika kamu hanya meneruskan hal-hal yang biasa kamu lakukan, lalu, mengapa kamu harus menuliskan sebuah rencana yang rinci untuk itu? Itu berarti kamu memang tidak memerlukan sebuah planning.
Sekarang bagaimana jika kamu menetapkan sebuah tujuan yang sedikit lebih ambisius. Yaitu kamu ingin meningkatkan income mu sebesar 100% tahun ini? Dan secara logika, kamu merasa bahwa itu tidak mungkin akan terjadi dengan sendirinya. Itu tidak mungkin akan kamu dapatkan jika kamu hanya meneruskan apa-apa yang biasa kamu lakukan saat ini.
Itu berarti saat ini kamu harus berpikir keras untuk mencari segala kemungkinan yang bisa mewujudkan tujuan yang ambisius itu. Berarti sekarang ini kamu harus berusaha keras untuk berpikir dan mengeluarkan semua ide, kemudian mempertimbangkan ide-ide tersebut.
Ini situasi dimana kamu mulai berpikir tentang, akan berada dimana kamu satu tahun yang akan datang, dan kamu ingin mengetahui apa yang harus kamu lakukan selama 30 atau 90 hari mendatang untuk bisa mewujudkan ambisi mu itu.
Saat itu mungkin semuanya tampak belum jelas, kamu tidak tahu langkah pertama apa yang harus kamu lakukan. Yang kamu tahu hanyalah, ada sebuah kemungkinan yang besar, ada sebuah cara yang memungkinkan mu mencapai tujuan itu. Tapi jalan untuk mencapai ambisi itu belum terlihat dengan jelas.
Keinginan ambisius mu itu menuntut mu untuk menjadi lebih proactive, dan konsisten dengan setiap aksi yang kamu lakukan. Kamu tahu bahwa kamu tidak akan bisa mencapainya jika kamu hanya mengambil langkah-langkah yang passif.
Sekarang, coba bayangkan skenario diatas... bagaimana jika setelah berpikir dan bekerja sekitar 15 jam, akhirnya kamu bisa menghasilkan sebuah tulisan yang berisi rencana langkah demi langkah yang harus kamu lakukan agar bisa meningkatkan income sebesar 100% tahun depan?
Rencana itu dengan sangat jelas menunjukkan kepadamu, apa yang harus segera kamu mulai lakukan minggu ini juga, agar kamu bisa segera memulai mewujudkan ambisi mu. Dan rencana yang kamu susun itu terlihat masuk akal untuk dilakukan.
Rencana yang kamu buat tersebut juga menunjukkan, bahwa ambisi mu itu, dan apa-apa yang harus kamu lakukan untuk mencapainya, memang tidak mudah untuk dilakukan.
Akan tetapi, rencana itu dengan jelas juga menunjukkan bahwa, jika kamu mengikuti semua rencana yang sudah kamu susun tersebut, maka kemungkinan besar kamu bisa mencapai target yang kamu tetapkan.
Lalu pertanyaannya sekarang, apakah kegiatan mu selama 15 jam sebelumnya untuk memikirkan dan membuat sebuah perencanaan serta jadwal kegiatan yang harus kamu lakukan bukanlah sebuah investasi yang berguna?
Dilain pihak, apa yang mungkin akan terjadi jika kamu mencoba untuk meningkatkan income sebesar 100%, dan kamu tidak mempunyai perencanaan untuk mencapainya. Tapi kamu tetap nekat untuk mencoba, dan berusaha mengambil keputusan yang terbaik?
Maka, tanpa perencanaan yang jelas, sepertinya kamu akan selalu mengalami keraguan, dan tidak yakin dalam mengambil setiap keputusan.Itu berarti akan membawamu pada penundaan. Kamu akan bingung untuk mengambil keputusan mana yang paling tepat, apakah...
Dengan cara mendapatkan sebuah promosi yang besar dalam perusahaan mu? Ataukah kamu harus mencari pekerjaan baru? Atau mungkin berhenti bekerja dan memulai bisnis mu sendiri secara full time? Atau sebaiknya memulai usaha membangun sebuah bisnis paruh waktu sambil tetap menjalankan pekerjaan tetap mu? Atau mungkin juga mencoba bekerja sebagai tenaga konsultan?
Kamu tidak akan pernah merasa cukup yakin tentang pilihan-pilihan ini, sampai dan terkecuali kamu bisa mendapatkan gambaran yang jelas, kemana arah dari setiap pilihan ini akan membawa mu.
Pikiran yang bercabang akan mengarah pada aksi yang penuh keraguan. Pikiran yang jernih dan jelas akan mempermudah mu untuk mengambil aksi secara lebih yakin dan konsisten. Dan sebuah tujuan yang ambisius seperti itu, berarti kamu membutuhkan aksi-aksi yang dilakukan dengan penuh keyakinan dan secara konsisten.
So, jika kamu merasa bahwa kamu benar-benar tidak membutuhkan sebuah perencanaan, berarti saat ini kemungkinannya adalah kamu tidak sedang menetapkan mempunyai sebuah tujuan yang menantang untuk dilakukan. Itu tidak mengapa jika kamu sudah merasa puas dengan hidupmu saat ini. Jika tidak... Mengapa kamu tidak mencoba untuk melakukan sesuatu yang sedikit lebih ambisius?
Contohnya, targetkan bahwa kamu harus bisa melipat gandakan income mu saat ini dalam jangka satu tahun... atau misalnya membuat buku mu sendiri dan mempublikasikannya... atau menghabiskan waktu satu bulan untuk berlibur di negara yang tidak pernah kamu kunjungi sebelumnya... atau misalnya berhenti merokok, mengurangi berat badan... atau apapun yang benar-benar bisa menginspirasi mu.
Kamu mungkin takut karena kamu tidak tahu bagaimana cara membuat perencanaan. Kamu tidak tahu bagaimana cara meyusun rencana dan jawal kegiatan yang harus kamu lakukan untuk hal yang kamu targetkan.
Sebenarnya kamu tidak perlu memikirkan hal itu. Sekalipun kamu tidak tahu cara membuat perencanaan, kamu bisa menggunakan perencanaan yang sudah dibuat oleh orang lain.
Ada banyak planning yang siap pakai atau istilahnya premade planning. Kamu tinggal mencari dan menggunakannya untuk keperluan mu mencapai apa yang kamu targetkan. Seperti sebuah template, ada banyak premade template yang tinggal kamu pakai dan gunakan untuk keperluan mu.
Sebagai contoh, jika kamu ingin mengikuti lomba maraton, tapi kamu tidak tahu bagaimana cara membuat perencanaan latihan. Kamu tidak tahu bagiamana membuat jadwal latihan yang benar. Kamu tidak perlu pusing memikirkan itu.
Ada banyak perencanaan progam pelatihan selama 6 bulan yang bisa kamu gunakan. Bahkan sekalipun jika kamu hanya mengikutinya secara asal-asalan setiap hari, kamu tetap akan bisa mencapai tingkat stamina tertentu, dan akan bisa menyelesaikan setidaknya beberapa kilometer saat hari perlombaan.
Mengikuti perencanaan yang siap pakai memang tidak semudah mengikuti perencanaan yang kamu buat sendiri, tapi dengan mengikuti perencanaan yang sudah jadi seperti itu, akan benar-benar menghemat waktu mu. Waktu untuk menyusun dan membuat perencanaan sendiri.
Bagaimana jika kamu sudah mencoba untuk menuliskan perencanaan, tapi rencana mu itu tidak pernah berhasil. Apakah itu artinya kamu sudah kalah dan kamu hanya bisa? Sebenarnya kamu tidak kalah.
Planning sangatlah susah untuk dilakukan dengan baik. Itu adalah sebuah kemampuan yang membutuhkan kesabaran dan latihan untuk mempelajarinya.
Jika kamu sudah duduk, dan menuliskan sebuah perencanaan, tapi rencana itu tidak berjalan dengan baik, maka jangan gunakan itu sebagai alasan untuk menyalahkan dirimu karena berusaha membuat perencanaan sendiri. Melainkan, anggap itu sebagai pelajaran bahwa kamu perlu terus mengembangkan kemampuan membuat planning dan cara menjalankannya.
Tentukan satu tujuan yang sedikit ambisius dari biasanya, buat planning untuk mencapainya, dan kemudian terus membuat planning sampai kamu menguasai keahlian ini, keahlian yang membutuhkan waktu seumur hidup untuk menguasainya.
Itulah kata-kata dan makna yang berhasil aku tangkap dari artikel tentang planning tersebut. Dari situ aku mendapat sebuah kesimpulan, sekalipun aku belum bisa membuat perencanaan, itu bukanlah halangan untuk tidak berusaha mewujudkan impian. Karena ada banyak paket-paket perencanaan yang sudah siap pakai atau premade, itu artinya aku masih menggunakan perencanaan yang siap pakai tersebut untuk mencapai apa yang aku inginkan.
Misalnya, aku ingin memulai bisnis online. Tapi aku tidak tahu langkah demi langkah yang harus aku lakukan untuk memulainya. Apakah aku harus melupakan impian ini hanya karena aku tidak tahu cara membuat perencanaan? Tidak! Aku bisa menggunakan premade planning atau perencanaan siap pakai. Sekarang aku tinggal mencari dan menemukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar