Bahkan sekalipun kamu benar-benar extra berbakat dan mempunyai skill yang cukup, dalam situasi yang mendesak, kurangnya self-confidence atau percaya diri bisa menghalangi mu untuk melakukan dan menghasilkan yang terbaik.
Sebagai contoh, jika kamu bekerja dalam bidang pemasaran, dan sudah membaca berbagai buku, mempelajari dan memahami teknik-teknik baru mengenai pemasaran, tapi akan sangat berbeda bila tiba waktunya untuk keluar dan mengaplikasikan teknik-teknik itu, saat berhadapan langsung dengan calon konsumen. Faktor penghalangnya seringkali bukanlah kurangnya pengetahuan atau kurangnya latihan, melainkan kurangnya kepercayaan, bahwa kamu mampu melakukan yang terbaik, bahkan saat-saat awal melakukannya.
Kalimat-kalimat diatas adalah kalimat-kalimat yang aku dapat dari artikel yang membahas mengenai pentingnya menyadari manfaat dari self confidence ini. Menurutku apa yang terdapat dalam artikel tersebut sangatlah benar. Kurangnya rasa percaya diri seringkali menjadi faktor utama yang menyebabkan kita tidak bisa memberikan yang terbaik.
Kita tidak bisa memberikan atau melakukan yang terbaik, seringkali bukan karena kita tidak mampu atau tidak mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang cukup, melainkan kita tidak cukup percaya bahwa kita mampu untuk sukses dalam aksi yang sedang kita lakukan.
Dunia blogging contohnya, aku yakin banyak orang yang mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi dan berbicara dengan baik. Kita sering menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk bergosip misalnya, atau membicarakan berita-berita terbaru, atau kejadian-kejadian yang baru kita alami.
Tapi saat kita duduk didepan keyboard dan monitor untuk membuat content, kita seperti kehabisan kata, kita tidak tahu apa yang katakan untuk menceritakan apa yang ingin kita sampaikan. Sepertinya ada sesuatu yang hilang. Dan faktanya, memang ada yang hilang. Salah satunya mungkin adalah self confidence ini.
Kita sebenarnya mempunyai kemampuan untuk menulis, karena kita sudah sering melakukan itu. Dan kita sebenarnya juga memiliki pengetahuan yang cukup tentang apa yang ingin kita tuliskan, karena kita sudah mengalami secara langsung apa yang ingin kita sampaikan. Tapi, kita mungkin tidak mempunyai cukup rasa percaya diri bahwa kita mampu untuk membuat tulisan yang bisa membuat orang lain tertarik.
Kita mungkin terlalu khawatir dan berpikir bahwa sebenarnya kita tidak cukup bagus. Dan kita khawatir orang lain akan mengetahui kelemahan itu. Jadi kita tidak memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengatahuinya. Dan kita lebih memilih untuk menarik diri. Dan akibatnya, kita tidak pernah berani untuk memperlihatkan kemampuan yang kita miliki.
Kasus-kasus seperti ini sering terjadi saat kita sedang menjalani atau melakukan sesuatu yang baru pertama kali dialami, atau dirasakan. Kita sering percaya bahwa kepercayaan diri adalah hasil dari sejarah kesuksesan. Jika kita sudah sering melakukan sesuatu, dan sering mengalami kesuksesan saat melakukannya, barulah kita merasa lebih percaya diri.
Tapi sebenarnya itu tidak benar. Menurut artikel yang kubaca tersebut, sejarah kesuksesan yang pernah kita alami, memang bisa meningkatkan rasa percaya diri, tapi sebenarnya kita tidak benar-benar membutuhkan itu untuk bisa merasa percaya diri. Percaya diri adalah sebuah perasaan dari keyakinan, sumber yang berasal dari dalam yang bisa dibangkitkan kapanpun kita menginginkannya.
Kunci untuk merasa percaya diri terdapat dalam quote dari Albert Einstein: “Imagination is more powerful than knowledge.”
Bahkan saat pengetahuan kita mengatakan, bahwa akan lebih baik jika kita mengharapkan kegagalan, kita tetap mempunyai kemampuan untuk secara sadar mengarahkan imajinasi agar mengganti dorongan itu, dan merasa bahwa kita pasti bisa sukses.
Namun sayangnya, kebanyakan orang membiarkan imaginasi mereka berjalan sendiri. Hingga terkadang, walau mereka ingin melihat diri mereka sukses, tapi pada saat yang bersamaan mereka juga mengkhawatirkan akan mengalami kegagalan. situasi ini sama halnya dengan orang yang mengendarai mobil dengan cara menginjak gas dan menekan rem pada saat yang bersamaan.
Untuk merasa yakin dan percaya diri, kita harus memfokuskan pikiran pada satu hasil, yaitu memberikan atau melakukan apa yang terbaik yang kita miliki. Jika kita merasakan adanya kekhawatiran, kita harus mengangkat kaki yang menekan pedal rem, dan memfokuskan pikiran pada kaki yang menekan pedal gas. Tidak perduli berapa kali kita merasakan adanya kekhawatiran atau memikirkan kegagalan, kita harus terus memfokuskan kembali pikiran pada gambaran dari kesuksesan.
Namun rasa percaya diri juga bisa memberikan efek yang tidak benar jika salah menempatkannya, hingga kita melakukan aksi yang salah. Misalnya saat kita akan melakukan sesuatu pekerjaan yang besar. Dan karena kita terlalu percaya diri, dan menjadikannya sebagai alasan untuk tidak persiapan yang cukup. Ini adalah salah satu kesalahan penempatan self confidence.
Dalam usaha untuk menjauhkan diri dari masalah percaya diri yang berlebihan ini, biarkan penilaian mu untuk mengkondisikan rasa percaya diri mu agar tidak mengambil keputusan yang berlawanan logika, alasan, dan pemikiran umum. Saat kita merasa bisa melakukan semuanya secara intelektual, berarti itu saatnya untuk menggunakan sumber-sumber emosi yang ada. Saat kita harus melakukan sesuatu dalam kondisi yang tertekan, berarti itu saatnya untuk mengkondisikan rasa percaya diri secara intelektual.
So, pada satu sisi kita harus berhati-hati agar tidak salah dalam menempatkan sel confidence yang membuat kita melakukan penundaan terhadap persiapan yang dibutuhkan. Sementara disisi lain kita akan merasa takjub akan efek yang diberikan oleh sefl confidence, saat kita berada dalam kondisi yang tertekan.
Penuliis itu memberikan contoh berdasarkan pengalamannya. Saat dia masih kuliah dan akan menempuh ujian, seringkali dia tidak mempunyai waktu yang cukup untuk melakukan persiapan seperti yang diinginkannya, sebelum dia menjalani test atau ujian tersebut. Tapi dia cukup lihai dalam menempatkan dirinya kedalam kondisi yang cukup untuk sukses, tepat sebelum menjalani ujian, tidak perduli seberapa baik persiapan secara intelektual yang dilakukan sebelumnya.
Dan kondisi percaya diri itu seringkali cukup untuk membuatnya bisa melakukan aksi dengan baik, bahkan saat dia tidak cukup banyak mempelajari materi yang akan diujikan. Itu terjadi karena, saat dia mengharapkan yang terbaik (melalui imajinasi, bukan pengetahuan), alam bawah sadarnya akan mencari cara untuk memenuhi visi itu. Dan seringkali itu datang dalam bentuk yang kreatif.
Sebagai contoh, jika dia akan menjalani ujian matematika dan tidak ingat rumus-rumus yang harus digunakan untuk menyelesaikan soal-soal tertentu, alam bawah sadarnya akan mencari dan menemukan cara alternatif untuk menyelesaikan masalah tersebut menggunakan apa yang sudah dia ketahui. Dan, karena dia secara total berada dalam kondisi yang yakin akan sukses, dia bisa mengakses secara penuh ke semua sumber internal yang ada dalam dirinya, termasuk kemampuan untuk memecahkan masalah dengan cara yang mungkin sebelumnya tidak pernah di sadari.
Confidence atau keyakinan bukanlah solusi untuk semuanya. Tapi dengan membuat diri kita mampu untuk merasa cukup yakin bisa sukses, itu akan membuat kita mampu untuk memperluas batasan yang kita miliki atas banyak aksi yang kita lakukan.
Confindence atau keyakinan seringkali menjadi faktor penentu dalam menghasilkan penjualan, menutup transaksi, menyelesaikan ujian, mengikuti audisi, kencan, mendapat promosi atau pekerjaan, atau membuat tim. Dan kurangnya confidence atau rasa percaya diri bisa mengakibatkan kita jatuh kedalam kondisi yang lemah, sekalipun kita mempunyai sumber intelektual yang cukup. Itu akan membuat kita tidak mampu untuk menghasilkan penjualan, mendapatkan teman kencan, atau menjalani audisi, etc. Terkadang dengan hanya membangkitkan rasa percaya diri itu akan membuat kita mampu mengeluarkan semua kemampuan untuk mendapatkan kesuksesan.
Apa yang lebih bisa kita raih jika kita menambahkan sarana dari rasa percaya diri sebagai amunisi dari kemampuan, secara sadar mampu mengarahkan imajinasi menjauhi gambaran-gambaran yang negatif dan 100% menghasilkan perasaan bahwa kita akan sukses?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar