Kamis, 20 September 2007

Be Free To Feel Free

Emotional Mastery yang ditulis oleh Steve Pavlina berisi tentang suatu teknik agar kita merasa lebih bebas untuk merasakan apapun yang ingin kita rasakan, kapanpun kita ingin merasakannya. Bayangkan! Kita bisa merasa cool, macho, modis, gaul, keren, atau apapun yang kita inginkan, hanya dengan mengarahkan pikiran.

Jadi, kita tidak perlu membeli pakaian yang berharga jutaan, agar merasa modis. Kita tidak perlu membeli handphone yang berharga puluhan juta, agar merasa trendi. Kita tidak perlu shopping ke Singapura untuk merasa heppi. Kita tidak perlu memakan makanan impor, agar merasa sehat. Semua bisa kita rasakan hanya dengan menggunakan pikiran.

Penulis artikel itu mengatakan bahwa para marketer rela mengeluarkan ratusan juta dengan tujuan mengkondisikan kita agar mempertahankan kepercayaan, bahwa kita harus meminum minuman tertentu, memakan makanan tertentu, mengendarai kendaraan tertentu, agar bisa merasakan perasaan tertentu. Dan tampaknya mereka cukup berhasil.

Siapa yang paling mendapatkan keuntungan saat kita meyakini apa yang mereka tanamkan kebenak kita? Siapa yang akan mendapatkan keuntungan saat kita mempercayai, bahwa kita membutuhkan mobil tertentu untuk merasa hebat? Siapa yang akan mendapat keuntungan saat kita mempercayai bahwa kita membutuhkan pakaian dari merek tertentu untuk merasa modis?

Kita akan merasa jauh lebih bebas saat kita menyadari, bahwa kita mempunyai kekuatan untuk mengendalikan kondisi emosi kita. untuk mendapatkan kemampuan ini, memang membutuhkan latihan. Tapi kemampuan ini bisa dipelajari oleh siapapun yang ingin mendapatkannya.

Tidakkah ini membuat mu menjadi tertarik? Jika dipikir-pikir, kemampuan yang dimaksud oleh penulis tersebut, mirip dengan kemampuan yang dimilki oleh seorang aktor.

Seorang aktor yang kawakan bisa dengan mudah mengatur dan mengubah emosi apapun yang ingin ditunjukkannya. Sesaat dia bisa menangis sejadi-jadinya, dan beberapa saat kemudian, dia bisa tertawa sepuas-puasnya.

Saat kita memiliki kemampuan ini, kita bisa dengan mudah mengatur emosi yang ada didalam. Kita bisa merasa apapun yang kita inginkan, kapanpun kita membutuhkannya.

Misalnya saat akan menjalani interview untuk melamar pekerjaan, jika kita memiliki kemampuan ini, kita bisa lebih mudah untuk mengendalikan emosi, hingga kita bisa tampil dengan rasa penuh percaya diri.

Banyak lagi keuntungan yang akan kita dapat jika kita mampu mengendalikan dan mengarahkan pikiran, untuk menciptakan perasaan apapun yang kita inginkan, kapanpun kita menginginkannya. Kita tidak memerlukan bantuan dari luar hanya untuk mendapatkan kondisi emosi yang kita inginkan.

Hal ini bisa kita lakukan dengan cara mengkondisikan emosi agar terhubung dengan suatu pemicu yang sederhana. Contoh sederhananya adalah, kita akan terbangun saat mendengar jam alarm yang berbunyi. Jadi, saat kita membuat gerakan tertentu, secara otomatis kita akan mengarahkan pada kondisi emosional tertentu.

Petenis dunia Andre Agassi dan pebasket Byron Scott keduanya menggunakan teknik ini dalam karir mereka. Pengkondisian emosi ini juga dipakai oleh team Olimpiade dari Jerman yang membuat mereka berhasil mengalahkan team dari US dengan hasil yang memuaskan.

Dunia periklanan juga selalu menggunakan teknik ini. Inilah yang menyebabkan mengapa Pespsi mau membayar orang seperti Michael Jackson sebanyak $20 juta, hanya untuk muncul dalam iklan selama 30 detik. Mereka ingin mengkondisikan kita agar menghubungkan emosi yang kita dapat dari apa yang kita dengar melalui lagu-lagu dari prokduk mereka. Teknik pengkondisian emosi ini bekerja jauh lebih baik, dibandingkan jika mereka mencoba untuk menjelaskan, mengapa kita harus mengkonsumsi air gula yang bercampur unsur kimiawi tersebut.

Dr. Wayne berkata bahwa, saat dia mempelajari tentang pengaktualisasian diri di universitas, seorang professor menanyakan pertanyaan ini: Jika seorang yang sudah total dalam mengaktualisasikan diri, secara tanpa sadar datang ke acara formal dengan berpakaian untuk acara non formal, apa reaksinya?

Jawabannya adalah: Dia bahkan tidak akan menyadarinya. Itulah yang dimaksud dengan penguasaan emosi secara total, dimana tidak ada kejadian external yang bisa membawamu kedalam kondisi emosi yang negatif. A mind like a water.

Masalah sebenarnya bukanlah kejadian external yang mengendalikan emosi kita. Akan tetapi kitalah yang mempercayai faktor external itu yang mengendalikan kondisi emosi kita.

Abaikan kepercayaan itu dan sadarilah bahwa kita secara alami mempunyai kemampuan untuk mengendalikan bagaimana kita harus bersikap pada kejadian tertentu, tanpa memperdulikan kondisi kita saat itu. Ini adalah langkah pertama untuk menjadi penguasa emosi atau emotional mastery.

Kejadian-kejadian adalah netral. Apa yang menyebabkan kita untuk bersikap dengan cara tertentu, adalah tergantung dari bagaimana cara kita mengartikan sebuah kejadian, dan bagaimana cara kita berpikir tentang kejadian itu.

Kejadian yang sama (bahkan untuk kejadian yang serius, misalnya meninggalnya seseorang yang sangat dekat dengan kita) akan diartikan berbeda oleh orang yang berbeda. Mungkin kita akan menganggapnya sebagai kejadian yang tragis, sementara orang lain di planet ini menganggap kejadian itu sebagai sebuah perayaan.

Kejadian itu sendiri tidak mempunyai arti, kitalah yang memberikan arti atau makna pada kejadian itu, dan bereaksi sesuai dengan makna yang kita berikan kepada kejadian itu. Inilah yang menyebabkan mengapa kita mengambil sikap dengan cara tertentu.

Saat kita sudah memahami ini, secara sadar kita bisa mulai mengambil alih atas pemaknaan ini. Saat kita sedang mengalami sakit misalnya, beberapa orang akan mengartikannya sebagai sebuah penderitaan dan membuanya menjadi depresi. Sementara yang lainnya akan mengartikannya sebagai tantangan, kemudian mencari cara untuk melaluinya.

Apa yang dianggap oleh sebagian orang sebagai suatu akhir, sementara yang lainnya akan menganggap itu sebagai suatu awal. Tapi ini tidak harus menjadi suatu reaksi yang terjadi secara tidak sadar. Ini bisa menjadi suatu pilihan yang dilakukan secara sadar.

Kapanpun terjadi sesuatu yang biasanya akan membuat kita merasa depresi, kita bisa memilih untuk mencari dan memberikan makna yang lain yang bisa membuat kita merasa menjadi lebih baik, dan bukan sebaliknya.

Daripada menanggapnya sebagai sebuah kegagalan, akan lebih baik jika kita menganggapnya sebagai pelajaran untuk menambah pengalaman. Daripada merasa kehilangan, lebih baik kita fokuskan perasaan untuk bersyukur atas apa yang masih kita miliki. Daripada menggangap sebagai penolakan, lebih baik kita menganggapnya sebagai kesempatan yang tertunda.

Hanya karena TV mengajarkan kita untuk bersikap dengan cara tertentu dalam merespon suatu kejadian tertentu, bukan berarti bahwa kita harus menerima saja penginterpretasian tersebut.

Dalam jarak waktu antara stimulasi dan respon yang akan diberikan, terbentang kesempatan untuk secara sadar membuat suatu pilihan.

Contohnya, kamu bisa dipecat dari pekerjaan mu dan mengubahnya menjadi sebuah kemenangan, dari pada menganggapnya sebagai suatu kekalahan. Kamu bisa bangkrut dan maju terus untuk menjadi semakin kaya (Donald Trump). Sementara dilain pihak, kamu bisa menikmati kesuksesan yang tidak tertandingi, dan kemudian menjerumuskan dirimu sendiri pada kematian (John Belushi).

Untuk kejadian-kejadian yang terlihat sebagai kejadian yang ”negatif,” kita bisa mencari orang yang bisa mengubahnya menjadi pengalaman yang sangat berharga. Dan untuk kejadian-kejadian yang terlihat sebagai kejadian ”positif,” kita bisa menemukan orang yang menginterpretasikannya dengan cara tertentu, yang membuat kejadian itu sebagai penghancur dirinya sendiri.

Sadari jebakan dari membiarkan suatu kejadian yang mengendalikan kita secara tidak sadar, dan gunakan kekuatan kesadaran yang kita miliki untuk memutuskan interpretasi kita sendiri.

Saat kita telah mencapai titik di mana kita menjadi terbebas dari kejadian external, maka kita benar-benar akan menjadi orang yang bebas. Ini adalah kondisi yang membuat kita menjadi terpisah dari kejadian external.

Dan mengetahui bahwa kita bisa menggunakan kesadaran untuk mengendalikannya secara langsung melalui pikiran, dan bukan membutuhkan faktor external untuk bisa melakukannya.

Dr. Dyer menyebutnya sebagai menjadi “independent of the good opinion of others.” tidak perduli apapun yang terjadi pada diri kita, kita tetap bisa memilih untuk berada dalam kedamaian.

So, bagaimana menurut mu mengenai topik yang didiskusikan oleh artikel tersebut? Tampaknya penulis artikel ini mengajak kita untuk semakin sadar bahwa kita mempunyai kekuatan untuk mengendalikan emosi, pikiran, dan tinakan yang kita ambil.

Penulis ini mengajak kita untuk menjadi orang yang merdeka. Bebas dari faktor external. Kita tidak lagi mudah terobang-ambing oleh berbagai kejadian yang sebenarnya netral. Kita sendirilah yang memberikan makna pada kejadian tersebut. Dan makna yang kita berikan, akan memberi pengaruh pada sikap dan aksi yang kita lakukan.

Better Writer

Content-content-content, always content. Setiap kali aku mencari tips-tips yang paling jitu, dan paling hebat untuk membangun traffik, membangun link, memonetize, etc, semuanya akan menunjuk pada satu kata, content!! Setiap kali aku ingin tahu bagaimana cara agar aku bisa bisa membangun blog dengan traffik yang tinggi, selalu saja mendapatkan jawabannya yang sama, content is the king.

Hal inilah yang membuatku menjadi semakin yakin, bahwa salah satu kunci agar aku bisa mencapai apa yang aku cita-citakan, apa yang aku mimpikan, adalah dengan banyak menulis dan menghasilkan content yang berkualitas. Aku tahu, itu bukanlah perkara yang mudah. Terlebih saat ini aku memang belum mempunyai kemampuan yang cukup untuk itu.

Untuk bisa membuat content yang lebih baik, berarti aku harus menjadi penulis yang lebih baik. Menjadi penulis memang bukanlah satu-satunya cara untuk mendapatkan content yang bagus. Kita bisa mendapatkannya dengan cara membayar seorang penulis profesional misalnya. Atau bisa juga dengan cara membeli content siap pakai yang banyak ditawarkan saat ini.

Namun kedua cara itu membutuhkan dana yang mungkin tidak sedikit. Dan saat ini aku belum memilikinya. Berarti, satu-satunya cara yang tersisa agar aku juga bisa mendapatkan content yang bagus dan original adalah dengan membuatnya sendiri. Aku harus menuliskannya sendiri. Itu berarti aku harus berusaha agar bisa menjadi penulis yang lebih baik.

Tapi, bagaimana caranya agar aku bisa memperbaiki dan meningkatkan mutu dari tulisan yang aku hasilkan? Betul, aku harus berlatih, berlatih, dan berlatih. Selain itu? Ada beberapa tips yang aku dapat dari beberapa blogger lain lewat tulisan mereka. Beberapa tips ini antara lain:

Perbanyak membaca tulisan-tulisan dari penulis yang hebat.

Ini dengan tujuan untuk memperkaya wawasan kita akan berbagai teknik, gaya, kosa kata, isi cerita, cara penyampaian, dan berbagai hal yang berhubungan dengan tulis menulis. Dengan banyak membaca dan memperhatikan bagaimana hasil tulisan dari penulis-penulis hebat, akan memperkaya pengetahuan yang kita miliki. Berusaha menulis setiap hari.

Untuk bisa menjadi penulis, tentu saja kita harus banyak-banyak menulis. Setelah kita banyak melihat, membaca, dan mempelajari berbagai teknik yang digunakan oleh penulis-penulis terkenal, maka saatnya untuk mempraktekkan dan mengamalkan apa yang pernah kita lihat, baca, dan ketahui. Berusahalah sebisa mungkin untuk menulis satu atau dua kali sehari.

Cari, kumpulkan, dan tuliskan semua ide.

Langkah ketiga agar kita bisa menjadi penulis dan menghasilkan content yang lebih baik adalah dengan cara mulai mencari, mengumpulkan, dan berusaha menuliskan semua ide yang pernah kita temukan.

Ide ini bisa kita dapat dengan cara sering mengunjungi blog-blog atau situs-situs yang bisa memberi kita inspirasi. Siapkan selalu pena dan buku catatan, atau apapun yang bisa kita jadikan sarana untuk menyimpan ide-ide yang kita temukan.

Cari dan tentukan waktu-waktu yang pas untuk menulis.

Cari waktu yang paling pas dengan jadwal kegiatan sehari-hari. Usahakan untuk mengikuti jadwal tersebut dan membiasakan diri menulis pada waktu yang sama setiap harinya. Ini seperti semacam ritual yang kita lakukan setiap hari.

Tentu saja, tujuan yang ingin didapat adalah untuk menjadikannya sebagai kebiasaan sehari-hari. Dengan begitu, kita akan semakin terbiasa untuk menulis dan tidak merasa terbebani.

Just Write, tuliskan saja.

Bahkan sekalipun sudah duduk dan siap hendak menulis, seringkali kita masih merasa bingung dan tidak tahu apa yang hendak ditulis. Mencari dan menemukan topik yang menarik untuk ditulis bisa jadi merupakan hal yang sulit untuk dilakukan.

Mungkin ini bisa kita atasi menuliskan saja satu atau dua kalimat yang terlintas dikepala. Dengan membiasakan diri untuk menyalurkan apa yang ada dalam pikiran, itu akan melatih kita untuk bisa menyampaikan apa yang ingin kita sampaikan melalui tulisan.

Jauhi, singkirkan semua hal mengganggu.

Suara-suara, benda-benda yang bisa mengganggu konsentrasi sebaiknya kita jauhkan. Jika tidak bisa, berarti kitalah yang harus menjauhinya. Cari tempat yang bisa membuat kita merasa tenang dan tidak banyak mengalami gangguan. Pikiran yang tenang dan fokus akan banyak membantu untuk menghasilkan tulisan yang kita inginkan.

Rencanakan dan tuliskan.

Saat kita sudah mulai terbiasa untuk menulis setiap hari. Berarti sudah saatnya untuk membuat perencaan terlebih dahulu tentang apa yang ingin kita tuliskan. Buat dan atur beberapa rencana tentang apa yang akan kita tulis nanti malam, atau besok pagi, dan tuliskan. Dengan membuat perencanaan seperti itu, kita jadi lebih siap saat akan benar-benar mulai menulis.

Lakukan berbagai percobaan.

Seringkali karena kita terlalu mengidolakan seseorang, kita meniru mentah-mentah apa yang dilakukan oleh sang idola. Dan akhirnya, kita tidak pernah menjadi diri kita sendiri. Kita hanya menjadi peniru. Kita di anggap tidak lebih dari sekedar tiruan.

Lakukanlah percobaan, gunakan gaya yang berbeda, cara yang berbeda, isi yang berbeda, atau apapun yang bisa membuat kita berbeda. Coba dan bandingkan hasilnya. Coba cara lainnya lagi, temukan gaya dan cara baru, bereksperimenlah, jangan takut menjadi dirimu sendiri.

Revisi.

Setelah tulisan selesai, bukan berarti tugas telah selesai. Satu tahap yang sangat penting dan tidak boleh dilupakan, revisi. Saat kita menulis apa saja yang terlintas dipikiran, saat kita melakukan berbagai percobaan, tentu akan banyak kesalahaan yang mungkin kita perbuat. Revisi sangat diperlukan untuk mengurangi dan meminimalkan kesalahan-kesalahan tersebut.

Revisi juga diperlukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu dari kata-kata, kalimat-kalimat yang kita gunakan. Jangan merasa malas untuk melakukan ini. Karena bagian ini sangat penting untuk mengetahui dan memperbaiki kesalahan yang sering kita lakukan.

Persingkat.

Saat kita merevisi, mungkin kita akan menemukan banyak kalimat-kalimat yang sebenarnya tidak diperlukan. Singkat, katakan atau nyatakan dengan lebih singkat dan padat. Akan membuat tulisan kita menjadi lebih berbobot. Cari kaliimat-kalimat yang terlalu panjang dan bertele-tele. Ganti dengan kalimat yang lebih singkat.

Feedback.

Untuk mengetahui apakah tulisan yang kita buat sudah cukup baik atau masih perlu banyak perbaikan, kita membutuhkan masukan dari orang-orang yang bisa memberikan penilaian yang objektif. Feedback atau kritik dan saran dari orang-orang yang lebih ahli dan mengerti akan sangat membantu dalam meningkatkan hasil tulisan.

Publikasi.

Setelah tulisan selesai dirivisi dan mendapatkan berbagai feedback untuk perbaikan, sudah saatnya untuk mempublikasikannya. Butuh keberanian untuk melakukan ini. Kita tidak akan pernah tahu apakah tulisan yang kita buat bisa membuat orang tertarik atau tidak, jika kita tidak pernah mencoba untuk mempublikasikannya. Biarkan publik membacanya.

Jika kita sudah mempunyai blog, itu langkah yang bagus. Usahakan agar ada orang yang mau datang dan membaca apa yang kita tuliskan. Publikasikan di blog-blog yang lebih besar dan mempunyai audience yang luas, jika itu memungkinkan. Langkah ini sangat bagus untuk mengukur sudah sejauh mana proses yang kita lakukan.

Write like you talk.

Menulis seperti berbicara (hampir sama). Menulislah seperti saat kita berbicara pada seorang teman. Jangan takut untuk menujukkan emosi dan hasrat. Tujukkan siapa diri kita sebenarnya. Jangan terlalu membatasi diri.

Jangan terlalu kaku dengan menuruti segala aturan yang terlalu mengekang. Bebaskan diri untuk mengekspresikan apa yang ingin disampaikan. Bila perlu sedikit melanggar aturan, asalkan dengan tujuan yang baik.

Awal dan akhir.

Bagian terpenting dari tulisan yang kita buat adalah di awal dan akhir. Terutama disaat awal. Jika diawal kita berhasil membuat pembaca untuk terus tertarik, itu adalah suatu langkah awal yang bagus.

Jika diawal saja pembaca sudah merasa bosan dengan kalimat yang kita gunakan, maka kemungkinan besar dia tidak akan menyelesaikan bagian selanjutnya.

Bagian akhir juga sangat menentukan. Akhir yang kuat bisa membuat pembaca untuk merasa penasaran dan ingin membaca tulisan kita yang lainnya.

Karena itu, penting untuk memberikan perhatian extra pada kedua bagian ini. Bagaimana dengan mu? Apa kamu mempunyai tips dan trik khusus dalam menulis?

Komentar-komentar Yang Merusak

Salah satu strategi untuk membangun traffik dan link untuk blog adalah dengan cara membuat komentar di blog lain. Ini adalah salah satu teknik yang paling populer dan paling banyak digunakan oleh para blogger untuk membangun traffik, link, dan sekaligus menjalin hubungan dengan sesama blogger.

Tanyakan pada blogger-blogger ternama, teknik apa yang bisa digunakan untuk membangun traffik dan link, aku yakin, sebagian besar mereka akan mengatakan bahwa ”buat komentar” di blog lain. Selain mudah, murah, teknik ini juga cukup efektif. Tidak mengherankan jika banyak blogger yang menyukai teknik dan strategi ini.

Namun, kita juga tidak ingin apa yang pernah kita lakukan dalam usaha kita untuk membangun traffik dan link malah bisa merusak reputasi dan kredibilitas kita dimata orang lain. Kita juga harus berhati-hati agar tidak sampai tergoda dan terjebak untuk melakukan beberapa kesalahan yang akhirnya akan kita sesali.

Beberapa hari yang lalu aku membaca tulisan Darren dari ProBlogger.net yang mengulas masalah ini. Dia memberikan 10 macam jenis komentar yang bisa merusak reputasi yang ingin kita bangun. Kesalahan ini sangat mungkin akan kita lakukan. Mungkin karena kita terlalu bersemangat dalam usaha untuk membangun link dan traffik. Hingga secara sadar atau tidak kita terjebak dan melakukan hal yang bisa merugikan, bukan hanya diri sendiri, tapi juga orang lain. Jika itu terjadi, maka bukan traffik, link, dan nama baik yang akan didapat. Melainkan kerusakan yang sangat tidak kita harapkan, yaitu rusaknya reputasi. Karena akan sangat sulit untuk memperbaikinya.

Apa saja kesalahan dan kelakuan tidak menyenangkan yang berhubungan dengan komentar ini. Berikut ini sepuluh macam kelakukan yang sering dilakukan oleh para blogger dalam hal membuat komentar di blognya si D’. Kesimpulan yang didapatnya ini adalah hasil dari pengamatan yang dilakukannya atas blogger-blogger yang sering membuat dan meninggalkan komentar di blog-nya.

Menggunakan Signature yang berlebihan – Meninggalkan 2 atau lebih link yang tidak berhubungan dengan topik yang sedang didiskusikan bukan hanya tidak akan ada gunanya, tapi itu juga mungkin akan membuat orang lain menjadi jengkel dan akan merusak reputasi kita sendiri.

Berlebihan dalam melink ke artikel sendiri – Menempatkan link di dalam posting yang merujuk pada halaman sebelumnya atau pada tulisan yang dibuat orang lain, bisa memberikan nilai tambah pada topik yang sedang dibicarakan. Tapi apa yang akan terjadi jika kita meninggalkan banyak link tanpa mengatakan apapun, terlebih jika link-link tersebut tidak berhubungan dengan hal yang sedang didiskusikan.

Kuantitas tanpa kualitas – Beberapa komentator banyak yang melakukan hal ini. Ini terjadi mungkin karena kita terlalu ingin menarik perhatian, hingga kita meninggalkan komentar yang panjang tapi tidak memberikan hal yang bermanfaat bagi pengunjung lain. Ini bukan hanya akan merusak reputasi, tapi juga akan menyebabkan kita bisa di cap sebagai comment spam.

Komentar dulu baru membaca – Ini juga mungkin sering kita lakukan, saat kita melihat suatu judul, kemudian membaca beberapa baris pada paragraph awal, dan karena keinginan untuk segera berkomentar sudah tidak terbendung, akhirnya kita membuat komentar tanpa terlebih dulu menyelesaikan membaca keseluruhan artikel, dan mencoba untuk memahami maksud dari artikel tersebut. Apa yang kemudian akan terjadi sesaat setelah kita menyadari, bahwa kita telah menulis komentar yang akan membuat kita tampak seperti orang bodoh, karena mengatakan sesuatu yang konyol?

Kita memang bisa saja memperbaikinya dengan cara membuat komentar susulan. Tapi komentar kita yang sebelumnya masih tetap akan terlihat oleh orang lain, apakah itu bisa dihilangkan? Untuk membuang komentar kita yang tolol di blog orang lain bukanlah perkara yang mudah. Komentar tersebut akan terus terlihat selama berbulan-bulan bahkan lebih. Karena itu berpikirlah sebelum membuat komentar, pastikan kita memahami sepenuhnya apa yang sedang didiskusikan. Ini artinya, yaitu dengan cara membaca keseluruhan artikel tersebut dan memahami maksud dari si penulis.

Bersifat menyerang – Salah satu fungsi dari blog adalah sebagai media untuk berdiskusi, berdebat adalah hal yang biasa dalam berdiskusi. Dan sudah menjadi haluri yang umum, saat berdebat, kita akan mudah terpancing untuk menyerang lawan bicara saat kita sangat tidak setuju dengan pendapatnya.

Saat kita terpancing untuk membuat komentar yang bersifat menyerang, apa yang terjadi setelah orang lain membacanya dan menjadi emosi? Ini bisa membuat orang tersebut balik menyerang, hingga akhirnya yang terjadi adalah peperangan antar pribadi, bukan lagi memperdebatkan mengenai topik yang sedang didiskusikan.

Lalu siapa yang akan tampil menjadi pemenang? Seringkali keduanya yang akan kalah. Ini bisa menyebabkan rusaknya reputasi dan kredibilitas keduanya.

Anonymous kritikus – Jika kita ingin mengkritik dengan tujuan untuk membuat perbaikan, bukankah akan lebih baik jika kita bisa lebih sedikit bertanggung jawab. Memang ada blogger-blogger yang tidak sanggup dan tidak mau dikritik. Tapi banyak juga yang malah sangat mengharapkan kirtik, dan menghargai para kritikus yang bertanggung jawab.

Beri mereka kesempatan untuk berterima kasih pada para kritikus yang telah berjuang untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Anonymous kritikus biasanya gampang di cap sebagai orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan apa yang dikatakannya. Jadi, apa manfaat yang bisa diberikan dari kritik yang kita buat jika orang menilai bahwa kita tidak berani mempertanggung jawabkan pendapat yang kita kemukakan?

Komentar pertama begitu menggoda – Kita tahu bahwa teknik ini sangat jitu digunakan untuk memancing perhatian. Dan akhirnya kita mudah untuk terjebak membuat komentar yang tidak bermutu karena terdorong untuk selalu menjadi yang pertama.

Dan jika itu yang terjadi, kemungkinannya adalah, bukan hanya pemilik blog yang akan menjadi tidak senang, tapi juga pengunjung lain yang mungkin akan menganggap kita adalah orang yang bodoh dan tidak berwawasan, karena selalu membuat komentar yang tidak ada nilainya.

Mendominasi – Seringkali, karena kita terlalu fanatik dengan suatu blog atau seorang blogger, maka kita terkadang menjadi lupa bahwa blog tersebut adalah milik orang lain. Saat seorang pengunjung lain memberikan komentarnya, kita tidak dapat menahan tangan yang gatal untuk segera memberikan respon. Mungkin komentar yang kita berikan memang adalah komentar yang bermutu, karena kita memang tahu apa yang kita bicarakan. Namun, saat itu menjadi berlebihan, banyak orang yang akan menjadi kesal. Dan itu bisa menimbulkan kesan yang negatif.

Menggunakan keyword dan bukan nama asli – Strategi ini biasanya kita gunakan untuk meningkatkan keyword andalan kita di search engine. Hingga saat kita membuat komentar di blog lain, kita menggunakan keyword sebagai signature dan bukan nama asli. Teknik ini mungkin memang bisa sedikit membantu saat blog tersebut tidak menggunakan no-follow tags, juga untuk mengkomunikasikan tentang apa blog kita sebenarnya kepada orang lain. Ini kita lakukan dengan tujuan untuk memperkuat merek dagang kita di pasaran. Ada beberapa pendapat berbeda mengenai hal ini. Ada blogger yang bisa memaklumi dan tidak mempersoalkan ini.

Namun ada juga yang lebih menghargai orang yang meninggalkan nama mereka sebenarnya di komentar, bukan keyword untuk blog mereka. Dia mungkin lebih suka berhubungan dengan orang yang menggunakan nama seperti Udin, Sara, Yanti, Uut, dari pada yang menggunakan Bisnis Online, Bisnis Internet, Belajar blogging, etc. Dengan begitu, maka kemungkinan kita akan lebih mudah untuk menjalin hubungan dengan blogger tersebut.

Tidak menambah nilai – Ini berhubungan dengan semua point lainnya. Setiap komentar yang kita buat berpotensi untuk memberikan manfaat atau mudarat bagi blog dan diri kita. Saat kita membuat komentar yang bermanfaat dan tidak merugikan diri sendiri atau orang lain, berarti kita telah memberikan nilai tambah bagi blog dan diri sendiri, misalnya, memperluas komunitas blogging kita, dan sekaligus meningkatkan reputasi sebagai orang yang berwawasan dan berpengetahuan.

Sebaliknya, untuk setiap komentar kita yang tidak memberikan manfaat serta merugikan orang lain, akan mengurangi nilai dan merusak reputasi kita sendiri. Itulah beberapa jenis kesalahan yang berhubungan dengan cara berkomentar.

Membuat sebuah komentar sepertinya bukanlah hal yang terlalu penting untuk diperhatikan. Itu betul. Kita mudah sekali melupakan komentar-komentar yang pernah kita buat di tempat orang lain.

Tapi kita juga harus ingat bahwa, selama halaman tersebut masih ada, berarti akan selalu ada kesempatan orang lain untuk melihat dan membaca serta menilai komentar yang kita buat.

Setiap komentar yang penah kita buat, ibarat track record yang bisa menambah atau merusak reputasi. Jika kita mempunyai tujuan jangka panjang, tentu kita tidak ingin merusak reputasi yang sudah dengan susah payah kita bangun. Bagaimana? Setuju? No Comment?

Komentar-komentar Yang Merusak

Salah satu strategi untuk membangun traffik dan link untuk blog adalah dengan cara membuat komentar di blog lain. Ini adalah salah satu teknik yang paling populer dan paling banyak digunakan oleh para blogger untuk membangun traffik, link, dan sekaligus menjalin hubungan dengan sesama blogger.

Tanyakan pada blogger-blogger ternama, teknik apa yang bisa digunakan untuk membangun traffik dan link, aku yakin, sebagian besar mereka akan mengatakan bahwa ”buat komentar” di blog lain. Selain mudah, murah, teknik ini juga cukup efektif. Tidak mengherankan jika banyak blogger yang menyukai teknik dan strategi ini.

Namun, kita juga tidak ingin apa yang pernah kita lakukan dalam usaha kita untuk membangun traffik dan link malah bisa merusak reputasi dan kredibilitas kita dimata orang lain. Kita juga harus berhati-hati agar tidak sampai tergoda dan terjebak untuk melakukan beberapa kesalahan yang akhirnya akan kita sesali.

Beberapa hari yang lalu aku membaca tulisan Darren dari ProBlogger.net yang mengulas masalah ini. Dia memberikan 10 macam jenis komentar yang bisa merusak reputasi yang ingin kita bangun. Kesalahan ini sangat mungkin akan kita lakukan. Mungkin karena kita terlalu bersemangat dalam usaha untuk membangun link dan traffik. Hingga secara sadar atau tidak kita terjebak dan melakukan hal yang bisa merugikan, bukan hanya diri sendiri, tapi juga orang lain. Jika itu terjadi, maka bukan traffik, link, dan nama baik yang akan didapat. Melainkan kerusakan yang sangat tidak kita harapkan, yaitu rusaknya reputasi. Karena akan sangat sulit untuk memperbaikinya.

Apa saja kesalahan dan kelakuan tidak menyenangkan yang berhubungan dengan komentar ini. Berikut ini sepuluh macam kelakukan yang sering dilakukan oleh para blogger dalam hal membuat komentar di blognya si D’. Kesimpulan yang didapatnya ini adalah hasil dari pengamatan yang dilakukannya atas blogger-blogger yang sering membuat dan meninggalkan komentar di blog-nya.

Menggunakan Signature yang berlebihan – Meninggalkan 2 atau lebih link yang tidak berhubungan dengan topik yang sedang didiskusikan bukan hanya tidak akan ada gunanya, tapi itu juga mungkin akan membuat orang lain menjadi jengkel dan akan merusak reputasi kita sendiri.

Berlebihan dalam melink ke artikel sendiri – Menempatkan link di dalam posting yang merujuk pada halaman sebelumnya atau pada tulisan yang dibuat orang lain, bisa memberikan nilai tambah pada topik yang sedang dibicarakan. Tapi apa yang akan terjadi jika kita meninggalkan banyak link tanpa mengatakan apapun, terlebih jika link-link tersebut tidak berhubungan dengan hal yang sedang didiskusikan.

Kuantitas tanpa kualitas – Beberapa komentator banyak yang melakukan hal ini. Ini terjadi mungkin karena kita terlalu ingin menarik perhatian, hingga kita meninggalkan komentar yang panjang tapi tidak memberikan hal yang bermanfaat bagi pengunjung lain. Ini bukan hanya akan merusak reputasi, tapi juga akan menyebabkan kita bisa di cap sebagai comment spam.

Komentar dulu baru membaca – Ini juga mungkin sering kita lakukan, saat kita melihat suatu judul, kemudian membaca beberapa baris pada paragraph awal, dan karena keinginan untuk segera berkomentar sudah tidak terbendung, akhirnya kita membuat komentar tanpa terlebih dulu menyelesaikan membaca keseluruhan artikel, dan mencoba untuk memahami maksud dari artikel tersebut. Apa yang kemudian akan terjadi sesaat setelah kita menyadari, bahwa kita telah menulis komentar yang akan membuat kita tampak seperti orang bodoh, karena mengatakan sesuatu yang konyol?
Kita memang bisa saja memperbaikinya dengan cara membuat komentar susulan. Tapi komentar kita yang sebelumnya masih tetap akan terlihat oleh orang lain, apakah itu bisa dihilangkan? Untuk membuang komentar kita yang tolol di blog orang lain bukanlah perkara yang mudah. Komentar tersebut akan terus terlihat selama berbulan-bulan bahkan lebih. Karena itu berpikirlah sebelum membuat komentar, pastikan kita memahami sepenuhnya apa yang sedang didiskusikan. Ini artinya, yaitu dengan cara membaca keseluruhan artikel tersebut dan memahami maksud dari si penulis.

Bersifat menyerang – Salah satu fungsi dari blog adalah sebagai media untuk berdiskusi, berdebat adalah hal yang biasa dalam berdiskusi. Dan sudah menjadi haluri yang umum, saat berdebat, kita akan mudah terpancing untuk menyerang lawan bicara saat kita sangat tidak setuju dengan pendapatnya.

Saat kita terpancing untuk membuat komentar yang bersifat menyerang, apa yang terjadi setelah orang lain membacanya dan menjadi emosi? Ini bisa membuat orang tersebut balik menyerang, hingga akhirnya yang terjadi adalah peperangan antar pribadi, bukan lagi memperdebatkan mengenai topik yang sedang didiskusikan.
Lalu siapa yang akan tampil menjadi pemenang? Seringkali keduanya yang akan kalah. Ini bisa menyebabkan rusaknya reputasi dan kredibilitas keduanya.

Anonymous kritikus – Jika kita ingin mengkritik dengan tujuan untuk membuat perbaikan, bukankah akan lebih baik jika kita bisa lebih sedikit bertanggung jawab. Memang ada blogger-blogger yang tidak sanggup dan tidak mau dikritik. Tapi banyak juga yang malah sangat mengharapkan kirtik, dan menghargai para kritikus yang bertanggung jawab.

Beri mereka kesempatan untuk berterima kasih pada para kritikus yang telah berjuang untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Anonymous kritikus biasanya gampang di cap sebagai orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan apa yang dikatakannya. Jadi, apa manfaat yang bisa diberikan dari kritik yang kita buat jika orang menilai bahwa kita tidak berani mempertanggung jawabkan pendapat yang kita kemukakan?

Komentar pertama begitu menggoda – Kita tahu bahwa teknik ini sangat jitu digunakan untuk memancing perhatian. Dan akhirnya kita mudah untuk terjebak membuat komentar yang tidak bermutu karena terdorong untuk selalu menjadi yang pertama. Dan jika itu yang terjadi, kemungkinannya adalah, bukan hanya pemilik blog yang akan menjadi tidak senang, tapi juga pengunjung lain yang mungkin akan menganggap kita adalah orang yang bodoh dan tidak berwawasan, karena selalu membuat komentar yang tidak ada nilainya.

Mendominasi – Seringkali, karena kita terlalu fanatik dengan suatu blog atau seorang blogger, maka kita terkadang menjadi lupa bahwa blog tersebut adalah milik orang lain. Saat seorang pengunjung lain memberikan komentarnya, kita tidak dapat menahan tangan yang gatal untuk segera memberikan respon. Mungkin komentar yang kita berikan memang adalah komentar yang bermutu, karena kita memang tahu apa yang kita bicarakan. Namun, saat itu menjadi berlebihan, banyak orang yang akan menjadi kesal. Dan itu bisa menimbulkan kesan yang negatif.

Menggunakan keyword dan bukan nama asli – Strategi ini biasanya kita gunakan untuk meningkatkan keyword andalan kita di search engine. Hingga saat kita membuat komentar di blog lain, kita menggunakan keyword sebagai signature dan bukan nama asli. Teknik ini mungkin memang bisa sedikit membantu saat blog tersebut tidak menggunakan no-follow tags, juga untuk mengkomunikasikan tentang apa blog kita sebenarnya kepada orang lain. Ini kita lakukan dengan tujuan untuk memperkuat merek dagang kita di pasaran. Ada beberapa pendapat berbeda mengenai hal ini. Ada blogger yang bisa memaklumi dan tidak mempersoalkan ini.
Namun ada juga yang lebih menghargai orang yang meninggalkan nama mereka sebenarnya di komentar, bukan keyword untuk blog mereka. Dia mungkin lebih suka berhubungan dengan orang yang menggunakan nama seperti Udin, Sara, Yanti, Uut, dari pada yang menggunakan Bisnis Online, Bisnis Internet, Belajar blogging, etc. Dengan begitu, maka kemungkinan kita akan lebih mudah untuk menjalin hubungan dengan blogger tersebut.

Tidak menambah nilai – Ini berhubungan dengan semua point lainnya. Setiap komentar yang kita buat berpotensi untuk memberikan manfaat atau mudarat bagi blog dan diri kita. Saat kita membuat komentar yang bermanfaat dan tidak merugikan diri sendiri atau orang lain, berarti kita telah memberikan nilai tambah bagi blog dan diri sendiri, misalnya, memperluas komunitas blogging kita, dan sekaligus meningkatkan reputasi sebagai orang yang berwawasan dan berpengetahuan. Sebaliknya, untuk setiap komentar kita yang tidak memberikan manfaat serta merugikan orang lain, akan mengurangi nilai dan merusak reputasi kita sendiri.

Itulah beberapa jenis kesalahan yang berhubungan dengan cara berkomentar. Membuat sebuah komentar sepertinya bukanlah hal yang terlalu penting untuk diperhatikan. Itu betul. Kita mudah sekali melupakan komentar-komentar yang pernah kita buat di tempat orang lain. Tapi kita juga harus ingat bahwa, selama halaman tersebut masih ada, berarti akan selalu ada kesempatan orang lain untuk melihat dan membaca serta menilai komentar yang kita buat.
Setiap komentar yang penah kita buat, ibarat track record yang bisa menambah atau merusak reputasi. Jika kita mempunyai tujuan jangka panjang, tentu kita tidak ingin merusak reputasi yang sudah dengan susah payah kita bangun. Bagaimana? Setuju? No Comment?

Selasa, 18 September 2007

The Power Of Self Confedence

Bahkan sekalipun kamu benar-benar extra berbakat dan mempunyai skill yang cukup, dalam situasi yang mendesak, kurangnya self-confidence atau percaya diri bisa menghalangi mu untuk melakukan dan menghasilkan yang terbaik.

Sebagai contoh, jika kamu bekerja dalam bidang pemasaran, dan sudah membaca berbagai buku, mempelajari dan memahami teknik-teknik baru mengenai pemasaran, tapi akan sangat berbeda bila tiba waktunya untuk keluar dan mengaplikasikan teknik-teknik itu, saat berhadapan langsung dengan calon konsumen. Faktor penghalangnya seringkali bukanlah kurangnya pengetahuan atau kurangnya latihan, melainkan kurangnya kepercayaan, bahwa kamu mampu melakukan yang terbaik, bahkan saat-saat awal melakukannya.

Kalimat-kalimat diatas adalah kalimat-kalimat yang aku dapat dari artikel yang membahas mengenai pentingnya menyadari manfaat dari self confidence ini. Menurutku apa yang terdapat dalam artikel tersebut sangatlah benar. Kurangnya rasa percaya diri seringkali menjadi faktor utama yang menyebabkan kita tidak bisa memberikan yang terbaik.

Kita tidak bisa memberikan atau melakukan yang terbaik, seringkali bukan karena kita tidak mampu atau tidak mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang cukup, melainkan kita tidak cukup percaya bahwa kita mampu untuk sukses dalam aksi yang sedang kita lakukan.

Dunia blogging contohnya, aku yakin banyak orang yang mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi dan berbicara dengan baik. Kita sering menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk bergosip misalnya, atau membicarakan berita-berita terbaru, atau kejadian-kejadian yang baru kita alami.

Tapi saat kita duduk didepan keyboard dan monitor untuk membuat content, kita seperti kehabisan kata, kita tidak tahu apa yang katakan untuk menceritakan apa yang ingin kita sampaikan. Sepertinya ada sesuatu yang hilang. Dan faktanya, memang ada yang hilang. Salah satunya mungkin adalah self confidence ini.

Kita sebenarnya mempunyai kemampuan untuk menulis, karena kita sudah sering melakukan itu. Dan kita sebenarnya juga memiliki pengetahuan yang cukup tentang apa yang ingin kita tuliskan, karena kita sudah mengalami secara langsung apa yang ingin kita sampaikan. Tapi, kita mungkin tidak mempunyai cukup rasa percaya diri bahwa kita mampu untuk membuat tulisan yang bisa membuat orang lain tertarik.

Kita mungkin terlalu khawatir dan berpikir bahwa sebenarnya kita tidak cukup bagus. Dan kita khawatir orang lain akan mengetahui kelemahan itu. Jadi kita tidak memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengatahuinya. Dan kita lebih memilih untuk menarik diri. Dan akibatnya, kita tidak pernah berani untuk memperlihatkan kemampuan yang kita miliki.

Kasus-kasus seperti ini sering terjadi saat kita sedang menjalani atau melakukan sesuatu yang baru pertama kali dialami, atau dirasakan. Kita sering percaya bahwa kepercayaan diri adalah hasil dari sejarah kesuksesan. Jika kita sudah sering melakukan sesuatu, dan sering mengalami kesuksesan saat melakukannya, barulah kita merasa lebih percaya diri.

Tapi sebenarnya itu tidak benar. Menurut artikel yang kubaca tersebut, sejarah kesuksesan yang pernah kita alami, memang bisa meningkatkan rasa percaya diri, tapi sebenarnya kita tidak benar-benar membutuhkan itu untuk bisa merasa percaya diri. Percaya diri adalah sebuah perasaan dari keyakinan, sumber yang berasal dari dalam yang bisa dibangkitkan kapanpun kita menginginkannya.

Kunci untuk merasa percaya diri terdapat dalam quote dari Albert Einstein: “Imagination is more powerful than knowledge.”

Bahkan saat pengetahuan kita mengatakan, bahwa akan lebih baik jika kita mengharapkan kegagalan, kita tetap mempunyai kemampuan untuk secara sadar mengarahkan imajinasi agar mengganti dorongan itu, dan merasa bahwa kita pasti bisa sukses.

Namun sayangnya, kebanyakan orang membiarkan imaginasi mereka berjalan sendiri. Hingga terkadang, walau mereka ingin melihat diri mereka sukses, tapi pada saat yang bersamaan mereka juga mengkhawatirkan akan mengalami kegagalan. situasi ini sama halnya dengan orang yang mengendarai mobil dengan cara menginjak gas dan menekan rem pada saat yang bersamaan.

Untuk merasa yakin dan percaya diri, kita harus memfokuskan pikiran pada satu hasil, yaitu memberikan atau melakukan apa yang terbaik yang kita miliki. Jika kita merasakan adanya kekhawatiran, kita harus mengangkat kaki yang menekan pedal rem, dan memfokuskan pikiran pada kaki yang menekan pedal gas. Tidak perduli berapa kali kita merasakan adanya kekhawatiran atau memikirkan kegagalan, kita harus terus memfokuskan kembali pikiran pada gambaran dari kesuksesan.

Namun rasa percaya diri juga bisa memberikan efek yang tidak benar jika salah menempatkannya, hingga kita melakukan aksi yang salah. Misalnya saat kita akan melakukan sesuatu pekerjaan yang besar. Dan karena kita terlalu percaya diri, dan menjadikannya sebagai alasan untuk tidak persiapan yang cukup. Ini adalah salah satu kesalahan penempatan self confidence.

Dalam usaha untuk menjauhkan diri dari masalah percaya diri yang berlebihan ini, biarkan penilaian mu untuk mengkondisikan rasa percaya diri mu agar tidak mengambil keputusan yang berlawanan logika, alasan, dan pemikiran umum. Saat kita merasa bisa melakukan semuanya secara intelektual, berarti itu saatnya untuk menggunakan sumber-sumber emosi yang ada. Saat kita harus melakukan sesuatu dalam kondisi yang tertekan, berarti itu saatnya untuk mengkondisikan rasa percaya diri secara intelektual.

So, pada satu sisi kita harus berhati-hati agar tidak salah dalam menempatkan sel confidence yang membuat kita melakukan penundaan terhadap persiapan yang dibutuhkan. Sementara disisi lain kita akan merasa takjub akan efek yang diberikan oleh sefl confidence, saat kita berada dalam kondisi yang tertekan.

Penuliis itu memberikan contoh berdasarkan pengalamannya. Saat dia masih kuliah dan akan menempuh ujian, seringkali dia tidak mempunyai waktu yang cukup untuk melakukan persiapan seperti yang diinginkannya, sebelum dia menjalani test atau ujian tersebut. Tapi dia cukup lihai dalam menempatkan dirinya kedalam kondisi yang cukup untuk sukses, tepat sebelum menjalani ujian, tidak perduli seberapa baik persiapan secara intelektual yang dilakukan sebelumnya.

Dan kondisi percaya diri itu seringkali cukup untuk membuatnya bisa melakukan aksi dengan baik, bahkan saat dia tidak cukup banyak mempelajari materi yang akan diujikan. Itu terjadi karena, saat dia mengharapkan yang terbaik (melalui imajinasi, bukan pengetahuan), alam bawah sadarnya akan mencari cara untuk memenuhi visi itu. Dan seringkali itu datang dalam bentuk yang kreatif.

Sebagai contoh, jika dia akan menjalani ujian matematika dan tidak ingat rumus-rumus yang harus digunakan untuk menyelesaikan soal-soal tertentu, alam bawah sadarnya akan mencari dan menemukan cara alternatif untuk menyelesaikan masalah tersebut menggunakan apa yang sudah dia ketahui. Dan, karena dia secara total berada dalam kondisi yang yakin akan sukses, dia bisa mengakses secara penuh ke semua sumber internal yang ada dalam dirinya, termasuk kemampuan untuk memecahkan masalah dengan cara yang mungkin sebelumnya tidak pernah di sadari.

Confidence atau keyakinan bukanlah solusi untuk semuanya. Tapi dengan membuat diri kita mampu untuk merasa cukup yakin bisa sukses, itu akan membuat kita mampu untuk memperluas batasan yang kita miliki atas banyak aksi yang kita lakukan.

Confindence atau keyakinan seringkali menjadi faktor penentu dalam menghasilkan penjualan, menutup transaksi, menyelesaikan ujian, mengikuti audisi, kencan, mendapat promosi atau pekerjaan, atau membuat tim. Dan kurangnya confidence atau rasa percaya diri bisa mengakibatkan kita jatuh kedalam kondisi yang lemah, sekalipun kita mempunyai sumber intelektual yang cukup. Itu akan membuat kita tidak mampu untuk menghasilkan penjualan, mendapatkan teman kencan, atau menjalani audisi, etc. Terkadang dengan hanya membangkitkan rasa percaya diri itu akan membuat kita mampu mengeluarkan semua kemampuan untuk mendapatkan kesuksesan.

Apa yang lebih bisa kita raih jika kita menambahkan sarana dari rasa percaya diri sebagai amunisi dari kemampuan, secara sadar mampu mengarahkan imajinasi menjauhi gambaran-gambaran yang negatif dan 100% menghasilkan perasaan bahwa kita akan sukses?

Mengasah Kemampuan

Kamu pernah mendengar tentang The 7 Habits of Highly Effective People yang di tulis oleh Covey? Sebenarnya aku juga belum pernah membaca tentang itu, aku hanya membaca ulasan-ulasannya saja. Andai suatu saat nanti aku mempunyai kesempatan untuk membeli dan membacanya secara langsung.

However, salah satu kebiasan dari tujuh kebiasaan orang efektif yang terdapat dalam buku itu adalah “Sharpen the Saw.” Dan aku membaca salah satu ulasan mengenai kebiasaan ini. Aku jadi tertarik untuk mengetahui dan memahaminya lebih jauh. Karena aku juga ingin menjadi orang yang efektif.

Anyway, apa yang dimaksud dengan Sharpen the Saw? Kita akan coba memahaminya berdasarkan apa yang terdapat dan tertulis dalam artikel yang aku baca tersebut.

Covey (penulis dari The 7 Habits of Highly Effective People) menggunakan analogi umum tentang pemotong kayu yang bekerja terus menerus setiap hari, dan semakin lama menjadi semakin tidak produktif. Penyebabnya adalah gergaji yang digunakan oleh tukang kayu tersebut menjadi semakin tumpul. Dan solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengasah dan manajamkan kembali gergaji tersebut secara teratur, atau Sharpen the Saw.

Aku jadi agak bingung dengan apa yang dimaksud oleh Covey sebenarnya. Bukankah jika kita mengerjakan pekerjaan yang sama secara terus menerus, maka semakin lama kita menjadi semakin efektif dan produktif?

Atau mungkin yang dimaksud sebenarnya adalah jika kita terus menerus bekerja, maka kita akan mengalami kelelahan, baik secara fisik maupun mental.

Dan biasanya, langkah yang kita ambil untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan meninggalkan pekerjaan untuk beberapa waktu, misalnya dengan pergi berlibur.

Apa benar itu yang akan dilakukan oleh orang yang efektif? Apakah saat orang yang efektif mengalami masalah ini akan mengambil solusi dengan cara meninggalkan pekerjaannya untuk beberapa lama? Apakah ini yang dimaksud dengan sharpen the saw?

Kesalahpahaman inilah yang ingin diluruskan oleh penulis artikel yang sedang aku baca tersebut. Dia mengatakan, banyak orang yang salah memahami apa yang dimaksud dengan sharpen the saw sebenarnya. Dia berkata, jika kita bekerja berlebihan hingga produktivitas menurun, kata-kata biijak yang umum kita dengar adalah “take a break.”

Menurutnya, itu bukanlah sharpen the saw, melainkan putting the saw down. Saat gergaji yang tumpul kita tinggalkan untuk beberapa saat, gergaji tersebut akan tetap tumpul saat kita kembali mengambilnya. Sharpen the saw adalah sebuah aktivitas, seperti juga yang disugestikan oleh analoginya.

Oh.. begitu. Aku mulai sedikit mengerti sekarang. Contohnya begini, misalnya aku ingin membuat content yang banyak untuk blog ku ini. Aku mempunyai target yang ingin aku raih. Aku bekerja secara terus menurus dengan cara mencari berbagai topik yang menarik, dan kemudian menuliskannya kembali. Aku mengerjakan itu setiap kali ada kesempatan. Lama-lama aku jadi kelelahan, dan semakin lama produktivitas semakin menurun. Kemudian aku mulai menyadari bahwa produktivitas ku semakin turun.

Aku ingin mencari solusi untuk masalah ini. Lalu aku berpikir bahwa ini mungkin karena aku terlalu lelah, sudah saatnya untuk break sejenak, dan meninggalkan apa yang sedang aku kerjakan. Tapi saat aku kembali dari masa break, aku tidak bisa merasakan bahwa produktivitas ku menjadi membaik. Itu artinya aku tidak melakukan sharpen the saw, melainkan putting the saw down, seperti yang dikatakan oleh penulis artikel tersebut.

Waktu istirahat atau break sejenak memang kita perlukan, tapi itu tidak sama dengan sharpen the saw, dan tidak akan banyak membantu untuk meningkatkan produktivitas. Yang dimaksud dengan sharpen the saw yaitu kita mencari cara untuk meningkatkan kemampuan yang bisa menunjang apa yang sedang kita kerjakan.

Pada kasus tukang kayu diatas, maka yang dimaksud dengan sharpen the saw adalah dengan cara misalnya, mempelajari teknik-teknik baru yang lebih baik dalam hal memotong kayu, mencari cara untuk meningkatkan tenaga agar tubuh menjadi semakin kuat, atau belajar dari pemotong kayu yang lebih baik.

Hmm.. jadi begitu maksudnya. Jadi yang dimaksud sharpen the saw pada kasus yang aku alami adalah misalnya dengan cara: mampelajari cara menulis yang efektif, atau bisa dengan cara berolah raga atau mengkonsumsi vitamin agar bisa meningkatkan energi, atau belajar dari blogger lain tentang bagaimana cara mereka memanfaatkan waktu dan tenaga dengan efisien.

Sejenak melupakan pekerjaan itu tidak akan banyak membantu dalam usaha untuk meningkatkan produktivitas, mungkin itu memang bisa sedikit membantu kita untuk merasa lebih fresh, tapi itu tidak membuat kita menjadi lebih produktif.

Tapi, saat kita meningkatkan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan yang kita tekuni, kita akan menemukan, bahwa semakin lama kemampuan dan produktivitas kita semakin meningkat, tanpa merasa terlalu lelah seperti sebelumnya. Itu karena kita sudah meningkatkan kemampuan, baik yang berupa sarana maupun teknik, yang lebih baik dari sebelumnya.

Artikel itu juga memberikan beberapa petunjuk untuk mengatasi masalah seperti yang dialami pemotong kayu atau kasus yang aku alami. Saat kita merasakan bahwa produktivitas kita semakin menurun, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dan tanyakan pada diri sendiri.

Tanyakan pada diri sendiri, apakah kemampuan, pengetahuan, pikiran, fisik, hubungan sosial, motivasi, komitmen, kemampuan untuk menikmati proses, emosi, masih tetap tajam? Jika tidak, yang mana yang tumpul, dan apa yang bisa kita lakukan untuk membuatnya kembali tajam?

So, bagaimana dengan mu? Apa kamu sudah mempunyai kebiasan sharpen the saw ini? Apa kamu sudah tergolong dalam kelompok orang-orang yang efektif?

Berpikir Optimal

Apa yang dimaksud dengan berpikir optimal? Dan mengapa kita perlu mengetahuinya? Aku juga tidak pernah mendengar tentang konsep ini sebelumnya, sampai aku membaca mengenai konsep ini pada salah satu artikel. Menurutku konsep ini sangat bagus dan sangat bermanfaat untuk diketahui dan dimanfaatkan.

So, apa yang dimaksud dengan berpikir optimal? Kita mengetahui itu dengan cara membuat perbandingan. Sebagai contoh, cara pikir kita kurang optimal, maka kita akan bertanya seperti ini “Apa cara terbaik untuk melakukan X?” atau “Bagaimana aku memecahkan persoalan Y?”

Sedangkan jika kita sudah bisa berpikir secara optimal maka pertanyaan yang akan kita tanyakan adalah “Cara apa yang terbaik untuk melakukan X?” atau “Bagaimana aku bisa memecahkan persoalan Y dengan cara yang sebaik mungkin.”

Itu memang terlihat tidak terlalu berbeda dan tidak memperlihatkan perbedaan yang penting, tapi saat kita mulai mengaplikasikan aturan ini dalam kehidupan, maka kita mungkin akan mendapatkan hasil yang menarik, seperti yang dialami oleh penulis artikel tersebut.

Penulis itu memberikan contoh, saat kita merencanakan untuk esok hari, kita mungkin akan bertanya pada diri sendiri (mungkin secara tidak sadar dan tanpa mengeluarkan kata-kata), “cara apa yang terbaik untuk mengatur waktu ku besok?”

Untuk menjawab pertanyaan itu, kita membuat sedikit perencanaan dan jadwal guna mengatur waktu esok hari. Tapi sepertinya jadwal yang kita buat itu tidaklah optimal.

Sekarang cobalah untuk bertanya kepada diri sendiri dengan pertanyaan seperti ini, “apa cara yang terbaik untuk mengatur waktu ku esok hari?” Berarti saat itu kita akan mencari solusi yang optimal, solusi yang terbaik, dan bukan hanya solusi yang bagus atau baik.

Terkadang kita tidak bisa mengetahui dengan cepat solusi yang terbaik untuk sebuah masalah. So, apa yang bisa kita lakukan saat menghadapi situasi tersebut adalah dengan bertanya, “Akan seperti apa solusi yang terbaik itu?” Dan kemudian kita mulai membuat daftar yang berisi berbagai attribut dan batasan dari solusi terbaik yang ingin kita termukan.

Ini akan membantu mempersempit daftar tersebut dari berbagai solusi alternatif. Jika kita tahu beberapa bagian attribut dari suatu solusi yang optimal, maka kita bisa membuang semua kemungkinan solusi yang tidak memenui syarat dari attribut tersebut.

Kembali ke contoh mengenai penjadawalan atau pengaturan waktu untuk esok hari, kita mungkin akan membuat daftar beberapa attribut ini. Misalnya, bangun lebih awal, berlatih, bekerja setidaknya 8 jam penuh, memakan makanan yang sehat, membagi waktu untuk keluarga, melakukan sesuatu yang menyenangkan, bersantai, membaca beberapa jam, etc. Kemudian kita akan menyusun dan mengatur tujuan-tujuan ini dan menempatkannya kedalam jadwal yang optimal.

Tapi yang perlu dicatat dalam hal ini, bahwa solusi yang terbaik adalah dengan memanfaatkan sumberdaya yang sudah ada dan tersedia bagi kita. Jika sebuah kemungkinan solusi tidak bisa dipraktekkan, maka itu sudah pasti bukanlah solusi yang optimal.

Jadi, jika cara terbaik untuk mengatur dan membuat jadwal kita untuk esok hari membutuhkan super komputer dan membutuhkan waktu 6 jam untuk membuat perencanaan, maka solusi tersebut jauh dari menjadi solusi yang terbaik. Kita mungkin juga ingin menambahkan batasan kunci dalam pertanyaan diatas, seperti misalnya, “apa cara yang terbaik untuk mengatur waktu ku esok hari dalam 20 menit atau kurang?”

Keuntungan yang ingin didapat dari cara berpikir yang optimal ini adalah untuk membantu meningkatkan standar kita. Dari sekedar mendapatkan solusi yang tidak optimal dan hasil yang biasa saja, kita akan berkomitmen untuk melakukan yang terbaik, dan dengan cara yang bisa dipraktekkan dan dengan mempertimbangkan situasi yang ada disekitar.

Seringkali, saat kita bertanya pada diri sendiri, “apa yang terbaik…,” kita akan mulai berpikir keras untuk menemukan solusi yang berbeda dari solusi yang biasa kita dapat dari pertanyaan yang tidak optimal. Berikut ini beberapa contoh pertanyaan dari orang yang berpikir optimal untuk mengarahkan pikirannya ke arah tersebut:

  • Bagaimana cara terbaik untuk membuat content?
  • Topik apa yang terbaik untuk blog ku?
  • Apa strategi terbaik untuk mendapatkan traffik?
  • Metode monetize apa yang terbaik untuk blog ku?
  • Template seperti apa yang terbaik untuk tema blog ku?
  • Dimana tempat terbaik untuk mencari bahan membuat content?
  • Cara apa yang terbaik untuk membuat orang tertarik dengan blog ku?

Ask and you shall receive. Ask for the best. Aku memang sengaja mengambil contoh-contoh yang berhubungan dengan dunia blogging. Karena memang itu yang saat ini sedang aku pikirkan. Aku ingin melakukan yang terbaik untuk blog ku ini. Jadi aku ingin mulai berlatih mengoptimalkan pikiran ku. Aku ingin meningkatkan standar ku. How about you?

Proactive dan Reactive

Menjadi Proactive adalah salah satu kebiasan orang-orang yang efektif. Menjadi proactive artinya kamu secara sadar mengambil kendali atas hidup mu, menetapkan tujuan dan bekerja untuk mencapainya.

Proactive artinya, daripada hanya bereaksi pada suatu kejadian dan hanya menunggu kesempatan, kamu lebih memilih untuk keluar dan menciptakan even dan kesempatan mu sendiri.

Menjadi proactive artinya, daripada bereaksi terhadap suatu even saat even itu terjadi, kamu lebih memilih untuk secara sadar membentuk even mu sendiri.

Dulu, sebelum aku membaca artikel mengenai proactive ini, aku sering menyamakan proactive dengan agresif. Aku pikir dua kata itu mempunyai arti yang sama. Orang yang proactive adalah orang yang sangat aktif, dan orang yang sangat aktif bisa juga diartikan orang yang agresif.

Tapi tidak setelah aku membaca artikel tersebut. Aku jadi mengerti bahwa proactive tidak sama dengan agresif. Orang yang proactive memang terlihat agresif. Tapi ternyata, proactive mempunyai makna yang lebih dalam. Proactive adalah satu cara hidup, satu pilihan dalam menjalani hidup.

Btw, apa yang dimaksud dengan proactive dan reactive ini sebenarnya? Baik, aku coba untuk menuliskan apa yang aku pahami dari artikel tersebut.

You know man... sebagai human being kita diberi banyak kelebihan, kelebihan yang dimaksud oleh artikel tersebut adalah...

  1. Kesadaran – Kemampuan untuk memahami bahwa kita mempunyai kebebasan untuk memilih suatu reaksi. Contohnya, saat seseorang menyinggung perasaan mu. Kamu sadar, bahwa kamu bisa memilih untuk marah atau tidak.
  2. Suara hati – kemampuan untuk mempertimbangkan, pilihan mana yang menurut mu terbaik.
  3. Imajinasi – kemampuan untuk menggambarkan pilihan alternatif. Dengan menggunakan imajinasi mu, secara mental kamu bisa menghasilkan dan mengevaluasi pilihan yang berbeda.
  4. Keinginan – kamu memiliki kebebasan untuk memilih reaksi unik mu sendiri. Kamu tidak bisa dipaksa untuk menyetujui apa yang diharapkan oleh orang lain dari mu.

So, apa hubungannya kelebihan-kelebihan ini dengan proactive? Jika kita ingin tahu apakah kita termasuk orang yang proactive atau reactive, kita bisa melacaknya dengan menggunakan keempat unsur ini. Kekurangan pada salah satu unsur, sudah menunjukkan bahwa kita termasuk dalam ketegori orang yang kurang proactive.

Kita bisa mengetahui apakah kita proactive atau tidak dengan melihat kembali cara hidup kita selama ini.

Kita bisa mengetahui bahwa kita kurang proactive pada saat kita tidak berani mengambil keputusan-keputusan penting dalam hidup, mungkin itu disebabkan karena tingkat kesadaran kita yang masih kurang.

Atau mungkin karena suara hati kita bingung disebabkan kondisi sosial, hingga kita tidak yakin dengan apa yang kita inginkan dalam hidup, dan saat semuanya berjalan tidak seperti yang di harapkan, kita mencari orang lain agar memutuskan bagaimana seharusnya kita bereaksi.

Atau mungkin juga karena kita tidak menyediakan waktu yang cukup untuk membayangrkan pilihan alternatif. Atau mungkin juga karena keinginan kita terhalang disebabkan kita terlalu mengkhawatirkan harapan orang lain.

Kita memang selalu bereaksi terhadap setiap even yang terjadi, baik yang terjadi diluar maupun didalam. Perbedaan antara orang yang reactive dengan orang proactive bisa dilihat dalam tingkat kondisi pemrosesan secara mental yang terjadi selama jarak waktu antara memilih dan bereaksi.

Orang yang proactive akan menggunakan keempat unsur diatas dalam mengambil setiap keputusan atau pilihan (atau memilih untuk tidak memberi respon sama sekali). Bahkan lebih dari itu, orang yang proactive akan menginvestasikan waktu yang cukup, untuk secara sadar menentukan pilihan dalam hidup.

Sementara itu, orang yang reactive cenderung untuk tidak menggunakan keempat unsur tersebut dalam mengambil setiap keputusan. Mereka menjalani hidup berdasarkan prinsip dasar yang tidak pernah berubah, mereka mengambilnya dari orang-orang yang ada disekitar.

Contohnya, saat tidak ada peluang khusus yang datang, mereka memilih untuk mempertahankan pekerjaan mereka tahun demi tahun, selama pekerjaan itu masih setengah memuaskan bagi mereka.

Contohnya lagi, jika orang-orang disekitar mereka banyak melakukan sesuatu, maka diapun akan mengikuti. Dan jika orang-orang disekitarnya banyak yang tidak melakukan sesuatu, dia juga tidak akan melakukannya.

Orang yang reactive hanya mengikuti orang-orang dan situasi yang berada disekitar mereka. Dia hanya akan menggunakan keempat unsur diatas pada saat-saat yang tidak terduga (itupun hanya pada tingkat yang rendah). Dan saat semua berjalan lancar, maka mereka menjalani sebagian besar hidupnya secara otomatis.

Sementara itu orang yang proactive, selalu sadar akan kelebihan yang telah mereka terima. Secara sadar mereka membuat keputusan-keputusan penting menggunakan keempat unsur diatas.

Mereka menciptakan kesempatan untuk diri mereka sendiri, dan menentukan sendiri arah hidup yang ingin mereka jalani. Bahkan saat semua tampak berjalan dengan lancar, mereka tetap mencari dan membuat keputusan-keputusan sendiri.

Keputusan yang mereka ambil terkadang memang sejalan dengan arus yang berada disekitar mereka, tapi juga terkadang berlawanan dengan arus. Terkadang mereka tampaknya menyetujui pendapat-pendapat yang populer yang berada dalam kehidupan sosial mereka, tapi terkadang juga tidak.

Orang yang proactive sepertinya seringkali terlihat mengambil langkah yang misterius bagi orang yang reactive. Mereka mungkin mendadak berhenti dari pekerjaan mereka dan memulai bisnis baru, bahkan sekalipun pekerjaan lama mereka terlihat bagus bagi orang lain.

Mereka sering terlihat melakukan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas yang berbeda dari orang kebanyakan, saat orang kebanyakan tidak bisa melihat motivasi untuk melakukan itu.

Orang yang proactive masih tetap memperhatikan hal-hal yang terjadi disekitar mereka, tapi mereka mengarahkan diri mereka sendiri kearah yang menjadi keinginan mereka, tanpa memperdulikan apa yang terjadi disekitar mereka.

So, sampai disini ada pertanyaan? Jadi sudah jelas belum nih, apa yang membedakan antara orang yang proactive dengan orang yang reacitve. Masih bingung? Sama! Tapi untungnya, penulis artikel tersebut memberikan satu contoh yang membedakan antara orang yang proactive dengan orang yang reactive. Contohnya begini...

Jika seorang yang reactive menjadi seorang kapiten, maksudnya kapten kapal. Maka kapal yang di kemudikannya akan melaju mengikuti arus. Sang kapten yang reactive akan merasa bingung saat mempelajari kemana arah arus tersebut, dia mencoba untuk mengira-ngira dimana kapal akan berlabuh. Jika tempat yang dituju oleh arus tersebut membawanya ketempat yang menyenangkan, dia akan senang. Tapi bila sebaliknya, dia akan merasa tertekan.

Pada beberapa kesempatan, kapten yang reactive ini mungkin akan mencoba untuk menentukan arah, dan jika arus yang berada disekitarnya sedang bagus, kapal itu akan sampai di pelabuhan. Tapi jika arus yang berada disekitarnya sedang jelek, si kapten yang reactive ini akan mengeluh pada mereka, dan menyerah kemudian mencari arah yang lebih mudah.

Bagaimana dengan orang yang proactive? Kapten yang proactive akan mengarahkan kapal kearah yang dia inginkan. Kapten yang proactive ini tetap memperhatikan situasi di sekitar, namun dengan tujuan untuk mengetahui arah.

Terkadang kapal yang dikemudikan kapten yang proactive tersebut akan mengikuti arus, sementara dilain waktu kapal tersebut akan melawan arus. Dia tidak terlalu mempersoalkan apakah arus sedang baik atau sedang buruk. Sang kapten tetap akan mencapai tujuan yang diinginkannya, tanpa merasa tergantung dengan keadaan arus.

Arus hanya bisa mengendalikan kapan kapal tersebut akan sampai ditujuan dan arah yang digunakannya mulai dari start awal hingga ketujuan. Tapi arus tersebut tidak mempunyai kekuatan untuk menentukan tujuan akhir,itu sepenuhnya berada dalam kendali sang kapiten.

So, bagaimana menurut mu? Apa kamu sudah tahu kira-kira yang mana dirimu? Jika kamu belum merasa yakin yang mana yang akan kamu pilih, mungkin kamu bisa menggunakan kata-kata dibawah ini sebagai bahan perbandingan. Kata-kata ini adalah kata-kata yang akan di ucapkan oleh orang yang reactive dan [proactive].

  • Kemana arah bisnis ini? [Arah mana yang harus aku tuju selanjutnya, dan bagaimana cara agar aku bisa kesana?]
  • Aku tidak mempunyai waktu untuk berlatih. [Bagaimana cara ku mengatur waktu untuk berlatih]
  • Berapa uang yang bisa aku dapat jika aku melakukan X? [Berapa banyak uang yang ingin aku dapatkan, dan apa yang akan aku lakukan untuk mendapatkannya]
  • Aku akan mencoba itu dan melihat apa yang akan terjadi. [Aku akan melakukan itu]
  • Aku terlalu lelah. [Apa yang bisa aku lakukan untuk meningkatkan energi ku]
  • Aku tidak pernah pandai matematika. [Bagaimana cara ku untuk meningkatkan kemampuan matematika ku dan menikmati prosesnya]
  • Tidak ada yang benar-benar bisa memberiku inspirasi. [Apa yang harus segera aku mulai jika aku tahu aku tidak akan gagal]
  • Apa makna dari hidup ini? [Makna apa yang ingin aku berikan pada hidup ku ini?]

Menggunakan keinginan orang lain adalah perhatian utama orang yang reactive. Mereka biasanya melakukan sesuatu, karena menurut orang banyak itu adalah hal yang bagus. Mereka melakukan sesuatu yang banyak dilakukan oleh orang lain, dan mereka tidak akan melakukan hal yang tidak banyak dilakukan oleh orang lain.

Jika orang yang reactive bisa menjalankan suatu bisnis baru, itu karena sudah banyak orang yang melakukannya juga, dan dia ingin ikut bergabung. Dia ingin tahu produk dan jasa apa yang sedang trend, jadi dia bisa melakukan hal yang sama. Jika dia berhasil, itu karena situasinya sedang bagus. Jika dia gagal, itu karena situasi yang sedang tidak memungkinkan, atau karena terlalu banyak kompetisi, atau karena faktor keberuntungan external.

Kamu pikir apa yang sedang terjadi diluar sana akan menentukan sukses tidaknya usaha yang kamu lakukan? Itu tanya sang penulis. Apa jawab mu? Jika kamu menjawab Ya, berarti kamu orang yang reactive, jika kamu orang yang proactive, kamu akan menjawab NOP!

Jika kamu orang yang proactive, kejadian-kejadian diluar sana, hanya mampu mempengaruhi jangka waktu yang kamu perlukan untuk mencapai apa yang kamu inginkan, dan juga jalur yang akan kamu gunakan mulai dari titik awal sampai titik akhir dari tujuan mu. Tapi kejadian-kejadian diluar tidak bisa mempengaruhi mu untuk menentukan tujuan.

Orang yang proactive memang tetap bisa terpengaruh dengan situasi yang berada disekitar mereka, tapi mereka tetap fokus pada keinginan mereka dan mengatur ulang arah serta mentargetkan ulang tujuan mereka, tujuan yang benar-benar didapat atas usaha mereka sendiri.

So, every body, sudah semakin jelas bukan. Tapi, tentu saja. Kita semua mempunyai kedua sifat itu. Contoh dua kapten diatas adalah contoh yang ekstrim, dimana keduanya hanya mempunyai satu sikap. Dan kasus seperti itu jarang terjadi di kehidupan yang nyata.

Yang sering terjadi adalah, kita mungkin terkadang sangat extra proactive pada area-area tertentu dalam hidup kita, dan membiarkan area lainnya berada diluar kendali dan keinginan kita.

Tujuan penulis artikel tersebut mengangkat masalah ini salah satunya adalah, mengajak kita untuk menyediakan waktu dan menggunakan anugrah yang telah kita terima sebagai human being, yaitu keempat unsur diatas.

Kesadaran, suara hati, imajimasi, dan keinginan untuk bebas akan menerangi area-area yang gelap dalam hidup kita selama ini, dan secara sadar mengubahnya. Jika saat ini kamu tidak menyukai kemana arus kehidupan membawa mu, maka ganti haluan.

Jangan hanya menunggu kesempatan datang; buatlah kesempatan untuk dirimu sendiri. Orang-orang reactive yang berada disekeliling mu mungkin akan terlihat lebih baik saat kamu melakukan ini, jadi biarkan saja mereka, dan teruslah mengasah kemerdekaan atas keinginan.

Bahkan sekalipun saat semua orang disekitar mu sepertinya adalah orang-orang yang reactive, kamu masih tetap bisa menjadi orang yang proactive. Itu memang membuat mu tampak seperti melawan arus, tapi jika arus yang berada disekitar mu menuju arah yang salah, bukankah itu suatu hal yang bagus. Walau,”mengkuti arus” adalah nasihat yang sering diberikan oleh orang bijak, tapi itu tergantung kemana arus tersebut akan mengarah.

So, saat ini aku jadi sedikit lebih mengerti tentang perbedaan orang yang proactive dengan orang yang reactive. Dan benar apa yang dikatakan oleh penulis artikel tersebut, proactive dan reactive keduanya ada dalam diri setiap orang. Terkadang kita sangat proactive pada masalah tertentu yang menyangkut hidup kita, tapi tidak memperhatikan bidang yang lain.

Ajakan penulis artikel tersebut untuk secara sadar mengambil kembali kendali kita atas arah dan tujuan yang hendak kita capai dalam hidup, adalah ajakan yang benar-benar tidak bisa kita tolak. Terutama jika kita sudah bosan hidup terombang-ambing dalam ketidaktahuan akan apa yang kita lakukan. Dengan menjadi proactive, berarti kita tahu apa dan mengapa kita melakukan sesuatu.

Biar Nge-Blogging-nya Makin Produktif

Kita sering mendengar banyak blogger ternama yang menekankan pentingnya untuk membuat content dan mempublilkasikannya secara teratur. Ini akan sangat berpengaruh bagi pembaca dan juga bagi rangking di search engine. Pembaca sangat menyukai blog yang diupdate secara teratur. Begitu juga dengan search engine.

Akan tetapi sayangnya, untuk membuat content dan mempublikasikannya secara teratur itu tidaklah mudah. Terlebih jika kita masih baru dalam dunia blogging dan belum mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk dibagikan kepada pembaca. Hingga kita sering merasa bingung dan tidak mempunyai ide, tentang apa yang ingin kita sampaikan kepada pembaca.

Tapi sebenarnya, hal ini bukan hanya masalah yang biasa dihadapi oleh blogger-blogger pemula saja. Blogger senior juga bisa mengalami hal ini. Namun, pengalaman dan pengetahuan mereka yang cukup telah banyak membantu mereka untuk tetap mempertahankan tempo atau irama dari produktivitas dan kinerja mereka.

Aku sangat ingin tahu bagaimana cara mereka mengatasi masalah seperti ini. Mungkin dengan mengetahui cara yang mereka lakukan, kita bisa mendapat pelajaran berharga.

Jika kamu juga mungkin tertarik untuk mengetahuinya, aku sudah mendapatkan beberapa tips yang mungkin bisa membantu kita mengatasi masalah kinerja ini.

Aku mendapatkan tips-tips ini saat aku mengunjungi situsnya Problogger.net. Sebagai mana yang kamu tahu, aku sudah menjadi subscriber dari Darren pemilik dan penulis dari Problogger.net.

Darren sudah meminta beberapa blogger untuk membagikan tips-tips mereka seputar hal-hal yang berhubungan dengan produktivitas. Dan sudah bisa diduga, banyak blogger yang berlomba-lomba untuk memberikan tips terbaik yang mereka bisa.

Inilah enak menjadi blogger selebritis seperti Darren. Minta satu di kasih seribu. Btw, apa saja tips yang diberikan oleh blogger-blogger tersebut. Berikut ini beberapa tips yang berhasil aku pinjam dari sana.

Jauhkan gangguan. Agar kita bisa lebih konsentrasi menulis, matikan internet. Jauhkan semua hal yang bisa mengganggu konsentrasi kita saat menulis. Lakukan satu persatu. Saat kita mudah merasa terganggu dan kehilangan fokus, maka produktivitas kita akan menurun.

Ini juga sering aku alami saat menulis. Jika aku masih bisa terhubung ke internet saat sedang menulis, aku selalu tergoda untuk browsing dan melihat email, atau sekedar membaca artikel-artikel yang belum tentu berhubungan dengan topik yang sedang ditulis.

Lakukan juga secara offline. Selalu membawa pena dan kertas bisa juga dijadikan kebiasaan yang sangat membantu dalam hal produktivitas. Kita tidak tahu kapan ide bagus itu akan muncul. Dan saat dia muncul, seringkali kita lupa untuk menuliskannya. Jadi, saat kita membutuhkannya, kita bisa segera mendapatkannya.

Berhenti membaca terlalu banyak blog tentang blogging. Ini juga kesalahan umum yang sering kita lakukan. Kita memang tidak ingin ketinggalan mendapatkan informasi-informasi terhangat yang terjadi dalam dunia blogging.

Dan itu membuat kita terus mencarinya di berbagai blog yang membahas mengenai blogging. Ini sebenarnya bukanlah hal yang buruk. Malah ini juga dibutuhkan agar kita tahu setiap perkembangan yang terjadi. Tapi, tentu saja, semua hal yang berlebihan itu tetap saja tidak baik.

Saat kita melakukan hal diatas, kesalahan yang sering terjadi adalah, kita jadi seorang pemulung. Kita hanya membaca dan mengumpulkan berbagai tips yang diberikan blogger lain, tanpa pernah sempat untuk mengamalkannya.

Itu terjadi karena waktu kita sudah habis tersita untuk mencari dan membaca berbagai hal mengenai blogging. Informasi yang berlebihan atau overload bisa juga membahayakan bagi kesehatan mental blogging kita.

Jadi, solusi terbaiknya adalah: pilih blog-blog yang menurut kita adalah yang terbaik, yang banyak membahas mengenai dunia blogging. Seperti Problogger.net misalnya. Dan gunakan waktu yang lainnya, untuk membuat content. Tanpa content, apalah artinya semua hal yang pernah kita pelajari, betul?

Bangun lebih awal untuk menulis. Tips ini mungkin berguna bagi yang sering bangun kesiangan (hehehe). Sebenarnya tips ini berlaku untuk siapa saja. Seperti yang kita tahu, saat pagi hari, saat pikiran masih jernih dan segar, itulah mungkin saat yang terbaik untuk mengerjakan hal-hal yang berhubungan dengan blogging. Misalnya, membuat content.

Bekerja 45 menit dipagi hari dengan pikiran yang segar dan suasana yang mencekam... ...eh salah, maksudnya suasana yang hening dan damai, mungkin akan memberikan hasil yang lebih baik dibanding jika kita bekerja salama 2 jam dengan pikiran yang lelah dan suasana yang bising, betul?

Baca tulisan mu dengan keras sebelum mempublikasikannya. Tips ini pernah aku dengar sebelumnya. Tapi aku masih merasa aneh untuk mencobanya. Aku belum menemukan cara yang tepat untuk melakukannya.

Padahal menurut pemberi tips ini, trik ini sangat berguna untuk mencari dan melihat serta menemukan kesalahan-kesalahan yang sering terdapat dalam tulisan yang kita buat. Misalnya, salah ketik, kalimat yang aneh, salah eja, dan sejenisnya.

Jika kita sering menemukan kesalahan yang tidak terlihat sebelumya saat kita belum mempublikasikan tulisan tersebut, mungkin cara ini bisa kita gunakan untuk mengurangi dan memperbaiki kesalahan yang sering kita lakukan tersebut. Sekalipun teknik ini mungkin agak memalukan bagi yang belum terbiasa.

Produksi dulu baru belajar. Ini juga kesalahan yang umum terjadi. Aku sering melakukan ini. Terkadang karena terlalu asyik membaca dan mempelajari sesuatu, aku sering lupa waktu, dan juga merasa lelah saat ingin menulis. Ini mengakibatkan produktivitas menjadi turun. Saran ini patut dipertimbangkan juga. Apalagi jika waktu yang kita punya sangat terbatas.

Beberapa tips dari blogger-blogger lain ini sangat membantu bagi kita yang sering mengalami masalah produktivitas. Ini agar kita bisa lebih meningkatkan kinerja dan produktivitas kita dalam dunia blogging.

As we know, blogoshpere berubah dan berkembang dengan sangat cepat. Siapa yang cepat dia yang akan banyak mendapat. Karena itu, penting bagi kita untuk bisa memanfaatkan waktu sebaik yang kita mampu. Sekian dan terima kasih.

Organization Technique Untuk Para Blogger

Masih di sekitar blog nya Darren, aku juga tertarik dengan salah satu posting yang dibuatnya mengenai teknik-teknik untuk mengatur atau mengorganisir posting-posting yang kita buat dalam blog. Teknik-teknik ini diberikan oleh beberapa blogger yang cukup populer.

Menurutku sangat penting untuk kita mengetahui bagaimana para profesional blogger mengatur jadwal kerja mereka, agar kita juga bisa mengikuti jejaknya. Coba kita dengar dan pelajari bagaimana para blogger profesional mengatur apa yang akan mereka tulis untuk dipubllikasikan di blog mereka.

Marko Novak dari novaksblog.com, mengatur apa yang akan ditulisnya didalam blog dengan cara terlebih dahulu membuat daftar mengenai apa yang akan dia tulis pada hari-hari tertentu setiap minggunya.

Sebagai contoh, hari senin dia membuat posting tentang blogging, SEO, making money, ... dan pada hari minggu dia lebih banyak menulis tentang hal-hal yang berhubungan dengan hiburan.

Pada hari-hari kerja dia lebih memilih untuk menulis hal-hal yang lebih serius, dan pada hari libur dia menulis hal-hal yang lebih santai dan ringan. Kecuali pada hari raya, dia benar-benar libur dari dunia blogging (hehehe, kalimat terakhir hanya tambahan lho).

Neena dari Blogresourcesonline.com, mempunyai pola yang sama. Setiap hari dia mengalokasikan beberapa jam untuk mengerjai blognya. Di setiap bagian akhir dari sesinya, dia juga menuliskan hal-hal yang harus dia lakukan esok harinya. Jadi, esoknya dia tinggal melihat daftar tersebut dan mengkutinya. Itu membuatnya tetap fokus dan bisa menyelesaikan banyak hal.

Begitu juga dengan JD dari idothings.info, dia membuat daftar mengenai apa- yang sedang menjadi fokusnya, dan juga berbagai target yang ingin dicapai, misalnya: writing, marketing, commenting, (ke salon untuk di keriting, ini hanya tambahan, iseng aja). Dengan mempunyai berbagai hal yang harus dikerjakan untuk blognya, itu membuatnya mempunyai berberapa pilihan hal yang bisa dia kerjakan saat dia tidak merasa mood untuk melakukan hal yang khusus.

Misalnya saat dia lagi tidak mood untuk menulis, dia bisa melakukan hal lain, seperti membaca blog lain misalnya. Contoh lain, misalnya dia lagi tidak mood untuk melakukan marketing, dia bisa melakukan hal lain seperti mencari dan menuliskan ide-ide baru. Dia memang tidak menulis setiap hari, tapi selalu ada saja yang dikerjakannya setiap hari.

Sean dari warriorblog.net, menganjurkan metode prioritas yang sederhana. Dia menulis 10 hal yang penting yang bisa dia dilakukan hari tersebut, dan urutkan berdasarkan tingkat kepentingannya, dan memulai dengan hal yang paling penting dulu.

Mark dari probloggersmatrix.com, membuat perencanaan yang lebih jauh. Dia senang untuk tetap mencoba setidaknya ada 10 posting di dashboard Wordpressnya, yang siap untuk dipublikasikan kapan saja. Dia akan memilih posting-posting tersebut saat dia berada dalam keadaan yang membuatnya tidak memungkinkan untuk menulis, atau saat dia tidak mempunyai ide tentang apa yang ingin di tuliskannya di blog.

Dia juga suka membuat daftar yang berisi ratusan ide mengenai blogging, yang disimpanannya pada forum terbatas (hanya dia yang bisa melihatnya) beserta lusinan artikel dalam berbagai tingkat pengembangan. Saat dia berhasil menyelesaikan satu artikel, lalu menempatkannya di dashboard WP.

Sharon Sarmiento dari esoupblog.com, berbagi tipsnya mengenai membayar seseorang untuk membantunya. Dia menganjurkan kita agar mencari bantuan dengan cara membayar orang lain untuk membantu. Itu sangat bermanfaat, agar pekerjaan-pekerjaan mu yang berhubungan dengan blogging bisa segera terselesaikan.

Itu juga membantu sang blogger untuk meningkatkan incomenya, sekalipun blogger tersebut membelanjakannya untuk membayar orang yang membantunya. Itu karena waktu yang dipunyai blogger tersebut bisa dia gunakan untuk mengerjakan projek lainnya.

Tapi strategi produktivitas ini hanya berlaku untuk blogger yang sudah menghasilkan income yang cukup. Jadi, strategi ini bukan untuk semua blogger. Jika kamu seorang profesional blogger yang berpengalaman, cara ini bisa meningkatkan taraf hidup mu.

Well, bagaimana menurut mu? Apa yang kamu dapat setelah membaca ini? Yang berhasil aku tangkap setelah membaca artikel tersebut adalah, semakin berpengalaman seorang blogger, semakin serius dia untuk membangun blog nya dalam jangka panjang, maka semakin penting arti sebuah persiapan dan perencanaa.

Itu sangat membantu agar kita tetap fokus dengan apa yang harus segera dikerjakan. Ini membuat ku menjadi semakin percaya akan pentingnya sebuah perencanaan. Perencanaan juga akan meningkatkan produktivitas.

Interview Dengan A’a ron

Seperti yang telah disarankan oleh Steve, bahwa, jika kita memang serius untuk dalam urusan membangun traffik dan memonetize blog, kita harus rajin-rajin mengikuti setiap perkembang dan perubahan yang terjadi, khususnya dalam dunia blogosphere. Dan dia juga menganjurkan kita, untuk menjadi subscriber dari Probloger.net.

Karena aku serius ingin membangun traffik dan memonetizenya nanti, aku mengikuti saran yang diberikan olehnya. Aku telah menjadi salah seorang subcriber dari Problogger.net. Dan benar apa yang dikatakan oleh Steve. Darren memang pintar mencari berbagai peluang untuk blogger yang ingin menghasilkan income dari blognya. Ini bisa kita ketahui setelah mengobok-obok berbagai postingnya.

Beberapa saat yang lalu, Darren membuat posting terbarunya yang berisi interview yang dilakukanya dengan Aaron Wall, pemilik dari SEO Book. Aku sangat tertarik dengan isi dari interview tersebut. Interview itu membahas mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan dunia SEO dan blogging tentunya, karena blog Darren memang sangat memperhatikan dunia blogging.

Mengapa Darren tertarik untuk menginterview Aaron Wall ini? Menurut pengakuan Darren, Aaron adalah orang yang telah memberikan pengaruh besar pada hasil incomenya. Itu terjadi setelah Darren membeli dan membaca buku yang ditulis oleh Aaron yang berisi berbagai tips mengenai SEO, dan mengamalkannya.

Jadi, sekalipun mungkin kita belum beruntung bisa membeli buku tersebut, kita mungkin masih bisa mendapatkan beberapa pelajaran berharga dari hasil interview yang dilakukan oleh Darren. Namun sebelum itu, akan lebih baik jika kita mengenal siapa Aaron ini sebenarnya. Siapakah a’a Aaron itu?

A’a Aaron adalah seorang blogger yang telah menulis sebuah buku yang populer mengenai SEO. Dia juga telah banyak mempublikasikan website dan memberikan layanan konsultasi mengenai SEO bersama rekannya Scott Smith di ClientsideSEM.com. Dia juga menawarkan banyak tools gratis yang bisa digunakan untuk melakukan riset-riset mengenai SEO.

Kamu juga mungkin tertarik untuk mengetahui bagaimana awalnya Aaron bisa terjun dalam dunia SEO. Menurut ceritanya, saat pertama dia memulai website pada tahun 2003, dia mempunyai keinginan agar orang lain melihat dan membaca opininya.

Dan dia akhirnya mengetahui bahwa, cara termurah dan termudah untuk melakukan itu adalah dengan belajar bagaimana agar bisa mendapat rangking yang tinggi di search engine. Dia banyak bertanya di berbagai forum dan sering menjadi pemulai diskusi. Sampai akhirnya dia mendapatkan sebuah situs yang mendata semua catatannya mengenai SEO, dan juga ada orang yang mau menyewanya. Beberapa bulan kemudian orang yang menyewanya tersebut mendapatkan hasil 20X lipat dari biaya yang dikeluarkannya untuk membayar si Aaron.

Pada tahun 2003 dia berhasil menduduki posisi pada top 10 di halaman hasil pencarian Google untuk keyword search engine marketing, dan artikelnya tentang Florida Update menjadi populer hingga dia mendapatkan lebih banyak klien.

Kita juga tentunya ingin mengetahui alasan sebenarnya si Aaron ini menulis SEO Book. Menurutnya, jaman dahulu kala, saat pengetahuan dan pengalamannya masih sangat minim, dia sering mengikuti dan bergabung dengan berbagai perusahaan yang ngakunya bisa memberikan berbagai pengetahuan yang dibutuhkannya, yaitu mengenai SEO.

Namun apa yang didapatkannya seringkali tidak sesuai dengan apa yang dinginkannya. Setelah semakin banyak pengetahuan dan pengalaman yang didapatkannya, dia berpikir bahwa sudah saatnya dia membagikan apa yang telah dipelajarinya selama ini.

Buku tentang SEOnya yang pertama hanya berisi 24 halaman HTML yang diberikannya secara gratis pada tahun 2003. Dengan semakin berkembang dan semakin rumitnya dunia SEO, pengalaman dan pengetahuan ikut meningkat. Sebagai hasilnya, buku yang dituliskannya sekarang berisi 300 halaman yang berisi berbagai pendapat dan pemikitannnya serta berbagai idenya mengenai segala hal yang berhubungan dengan SEO.

Lalu Darren bertanya, saat tiba waktunya bagi blogger untuk membangun link untuk blognya, teknik-teknik apa yang direkomendasikan Aaron untuk si blogger tersebut. Apakah dengan cara membeli link, menggunakan situs media sosial, bertukar link, linkbait, atau yang lainnya mungkin?

A’a Aaron pun menjawab... aku menganjurkan untuk mencoba semuanya dan membandingkan hasilnya, mana yang terbaik untuk mu. A’a Aaron juga memberikan beberapa trick yang mungkin bisa di gunakan. Walaupun dia sudah mencoba sendiri beberapa trick tersebut dan tidak mendapatkan hasil yang memuaskan, namun siapa tahu mungkin kita mempunyai peruntungan yang lebih baik. Berikut ini beberapa tips yang diberikannya untuk blog yang sedang membangun link.

Dia tidak merekomendasikan kita untuk membeli link, karena itu hanya akan menambah biaya pengeluaran yang mungkin hasilnya tidak sesuai dengan biaya yang sudah kita keluarkan. Dia lebih merekomendasikan kita untuk terdaftar dalam Yahoo! Directory dan beberapa Directoy umum yang berkualitas lainnya, juga beberapa direktori blogging jika kita memang serius untuk membangun bisnis jangka panjang.

Membuat komentar pada beberapa blog yang mempunyai tema yang berhubungan, dan berpartisipasi dalam komunitas-komunitas blogger lainnya yang mempunyai tema yang berhubungan. Jika menggunakan cara ini, kita mungkin memang tidak mendapatkan link secara langsung. Tapi link akan mulai mengalir saat kita mulai mendapat banyak subscriber. Kita harus meningkatkan pemahaman mengenai dunia internet dan blogging, jika kita masih baru dalam dunia tersebut, dan jika kita memulai dari bawah. Setelah pengetahuan kita meningkat, banyak orang akan mulai membicarakan kita, hanya karena mereka menjadi subscriber dari blog yang kita punya.

Beli iklan yang spesifik dari situs yang spesifik.

Pilih konsep yang masih jarang digunakan dan gunakan konsep tersebut dengan baik, kemudian kirimkan email kepada orang-orang yang mungkin tertarik dengan topik tersebu. Jangan lupa untuk mengirimkan ping pada orang-orang yang kita kenal, terutama jika kita sudah pernah membantu mereka juga.

Buat content untuk sosialisasi dalam usaha untuk meningkatkan pemasaran. Misalnya dengan menginterview orang-orang yang ngetop dalam bidang yang mempunyai hubungan dengan tema blog kita, membuat berbagai tools, membuat sayembara, memberikan berbagai penghargaan, etc.

Satu hal lagi yang ditambahkan oleh a’a Aaron ini yaitu, membangun link lewat berbagai media sosial dari situs-situs yang bersifat umum mungkin bukanlah hal yang cukup berguna untuk dilakukan. Terlebih jika kita hanya mempunyai waktu beberapa jam untuk online perharinya.

Akan lebih baik jika kita menggunakan waktu tersebut untuk membaca atau berpartisipasi pada situs-situs khusus yang berhubungan dengan topik blog, atau gunakan waktu-waktu tersebut untuk menulis content.

Lalu, strategi apa yang pernah digunakan oleh a’a Aaron, dan yang menurutnya adalah strategi terbaik untuk membangun link? Yaitu, dengan cara membuat software gratis dan membagikannya. Kamu akan terkejut saat mendapatkan link-link yang berkualitas saat kamu melakukannya.

Salah satu Google Gadgets yang dibuat oleh a’a Aaron ini telah menghasilkan 30.000 page view perminggunya. Dia juga menyukai menggunakan strategi awards program dan menginterview para selebritis di bidang SEO.

Kemudian si Darren meminta a’a Aaron untuk memberikan tiga buah tips yang paling penting untuk diketahui oleh para blogger dan harus diimplementasikan. A’a Aaron malah memberikan lima buah tips (minta tiga dikasih lima). Lalu apa lima buah tips mengenai SEO yang diberikan olehnya tersebut.

1. Attribut sangatlah penting. Melinklah pada blogger-blogger yang populer dan berbagai sumber lainnya agar mendapatkan perhatian mereka. Itu seperti kamu berkata ”hey, aku membicarakan mu, datang dan lihatlah apa yang aku katakan tentang mu.” Banyak yang akan mengabaikanmu, tapi hanya akan membutuhkan beberapa blogger yang bagus yang menyukai mu agar blog mu bisa menyebar seperti rumput liar.

2. Pastikan bahwa format dari content mu mudah untuk dibaca. Gunakan heading atau sub heading, bullets lists, etc. Kamu benar-benar membutuhkan agar orang membaca content mu dan mempercayai content mu agar search engine juga mempercayai mu. Search engine mengikuti apa yang dilakukan orang.

3. Pastikan judul halaman mu unik pada setiap level post. Ini akan membantu untuk meningkatkan rangking dan membuat orang untuk lebih menyukainya dan mengklik pada daftar mu saat kamu mendapat rangking. Judul yang deskriptip dan menarik akan mendapat lebih banyak dari judul yang membosankan dan tidak jelas.

4. Jangan abaikan navigasi internal. Kapan pun memungkinkan, usahakan beberapa kategorimu untuk memberikan nilai tambah bagi strategi keyword mu. Beberapa kategori mu harus diarahkan dengan baik dengan cara menambahkan beberapa keyword mu.

Buat top hits atau bagian feutured posts yang akan membuat mu menjadi lebih mudah untuk menemukan content mu yang terbaik. Juga tambahkan link pada artikel mu yang lama dari artikel mu yang lebih baru, ini penting agar pembaca-pembaca baru bisa menemukan artikel-artikel terbaik mu yang berada dalam arsip, dan membantu search engine untuk memahami halaman mu yang mana yang menurut mu adalah halaman terbaik.

5. Jika banyak orang yang menulis hal yang sama dengan yang kamu tulis, cobalah untuk menulis sesuatu yang berbeda atau cobalah untuk menuliskannya dari perspective yang berbeda, agar orang tetap tertarik dengan content mu. Jangan takut untuk menjadi diri sendiri. Seringkali, kesalahan kita lebih menarik bagi orang lain, dibanding hal-hal yang sudah semestinya kita lakukan dengan benar.

Pertanyaan Darren selanjutnya? Apa kesalahan terbesar yang kamu lihat sering dilakukan oleh blogger dalam hal SEO? Coba kita dengar pendapat a’a Aaron...

Aku rasa kesalahan ini bukan hanya khusus dilakukan oleh blogger, tapi ini lebih bersifat umum. Kamu mungkin sering melihat situs sampah yang mendapat rangking yang tinggi, atau melihat sebuah situs yang lebih buruk dari situs mu tapi mendapat rangking yang lebih tinggi.

Tapi kamu tidak bisa mengalahkan mereka dengan cara mengikuti cara yang mereka gunakan atau arah yang mereka ambil. Untuk beberapa waktu beberapa dari situs tersebut mungkin memang mendapat rangking yang lebih baik di pasaran. Tapi jika saat ini mereka membuat situs yang sama, mereka tidak akan mendapat apa-apa. Karena mereka hanya mempublikasikan sampah, sementara ada situs bagus yang juga mendapat rangking.

Jangan terlalu percaya bahwa jika kamu mengikuti cara yang digunakan orang lain atau benar-benar meniru apa yang dilakukan oleh situs lain, maka kamu akan mendapat rangking yang sama. Kamu benar-benar harus mengembangkan pengetahuan dan karakter mu untuk membangun sebuah merek.

Lalu Darren bertanya hal yang lainnya lagi... Apakah Page Rank masih tetap penting? Lalu apa jawab a’a Aaron...

Harap diingat bahwa toolbar PageRank semakin lama semakin ketinggalan jaman, dan masih menggunakan skala pengukuran yang kasar, tapi, yup, pagerank masih tetap penting. Alasannya adalah untuk mendapatkan jumlah link equity, yang hanya bisa kamu dapat dari berapa banyak halaman yang diindex. Semakin banyak link authority yang kamu miliki, semakin dalam search engine akan merambah situs mu.

Lalu apa yang ditanyakan oleh Darren kemudian? Seberapa penting blogging bagi bisnis mu secara umum? Dan a’a Aaron menjawab...

Penting sekali. Saat yang lain membeli kompartement seharga $5000 di ruang konferensi dan menghabiskan $500 per hari untuk Adword, marketing yang aku lakukan tidak mengeluarkan biaya sedikit pun, karena aku banyak menghasilkan penjualan dari orang-orang berbicara tentang aku.

Ditambah lagi, blogging memberikan kesempatan yang besar bagiku untuk lebih terexpose oleh media. Dengan hanya mempunyai satu artikel yang populer, aku belum mempunyai nama dalam bidang SEO saat aku memulai SEO Book, tapi sekarang aku mempunyai ribuan subscriber dan ribuan konsumen. Blogging adalah salah satu bagian yang sangat penting dalam bisnis ku saat ini.

Aku banyak berbicara dengan blogger-blogger yang ingin melaunching sebuah e-book – apa yang sudah kamu pelajari dari pengalaman mu dalam melaunching SEO book? Tanya si Darren selanjutnya... dan a’a Aaron pun menjawab...

Sebenarnya aku sudah menulis 9 halaman blog post yang menawarkan banyak tips mengenai topik ini.

Sebagai intinya, mempunyai nama yang tenar akan membantu, jaga agar situs mu tetap bersih, tempatkan penawaran mu didalam content, berikan banyak hal yang bermanfaat, berikan review copy, dan teruslah mengedepankan pentingnya public relations.

Jika kamu berada dalam pasar yang kompetitif, berusahalah agar orang selalu membicarakan mu setiap hari, ini sangat penting. Jika memungkinkan, usahakan untuk menemukan niche yang tidak terlalu kompetitif, bahkan kamu bisa menjalankan niche tersebut dengan cara membayar seorang penulis penulis dan sekaligus juga untuk melakukan marketing.

Kamu juga bisa melakukan uji coba pemasaran, sebelum kamu membuat produk. Yaitu dengan cara membuat penawaran melalui program PPC, dan kemudian menjanjikan sebuah ebook sebagai hadiah atas feedback yang mereka berikan. Gunakan feedback mereka tersebut untuk mengetahui jumlah permintaan dan penentuan target harga.

Dengan melihat begitu cepatnya Google mengambil kendali atas video, dan begitu agressifnya mereka memaksakan hal itu, untuk model jangka panjang, 5 -10 tahun lagi aku tidak yakin bahwa ebook masih mampu bertahan. Google dan Amazon telah bekerjasama untuk mendapat akses dari berbagai catalog yang utama dari berbagai rumah produksi untuk menjual buku mereka secara online, dalam bentuk ebook.

Saat buku-buku itu tersedia dengan harga hanya $8, akan jauh lebih sulit untuk menjual sebuah ebook dengan harga $80. Aku rasa akan lebih baik jika menjual sebuah produk sebagai sebuah jasa layanan, dan mendapatkan income secara dengan cara berlangganan jika hal itu memungkinkan. Termasuk juga video dan berbagai produk lainnya. Dan alasan mengapa dunia web begitu hebat karena dunia web sangat interaktif. Dan kebanyakan ebook tidak bisa melakukan itu.

Pertanyaan terakhir dari Darren.. Sumber-sumber SEO apa yang sering kamu baca? Dan jawaban terakhir dari a’a Aaron adalah...

Aku mungkin membaca sekitar 100 blog yang berbeda. Salah satu favoritku adalah yang agak jarang dipublikasikan, tapi mempunyai materi yang mendalam, seperti:

  • johnon.com
  • stuntdubl.com
  • seofaststart.com
  • jimboykin.com

Dan juga beberapa lainnya lagi yang biasanya mempunyai sesuatu yang unik seperti:

  • blogstorm.co.uk
  • wolf-howl.com
  • bluehatseo.com

So, bagaimana menurut mu. Apakah interview ini memberikan mu satu pandangan baru? Yup, kita mendapat satu peluang baru. Apa itu? Menurut a’a Aaron, 5-10 tahun lagi, Google dan Amazon akan mulai memasarkan berbagai buku secara online, dan mempaketnya sebagai ebook.

Jadi pada masa-masa itu, dunia ebook akan semakin kompetitif. Jadi, jika kamu mempunyai rencana untuk membuat ebook sendiri, buruan deh. Sebelum persaingannya semakin meningkat.

Tapi hal itu juga bisa menjadi khabar yang bagus bagi yang tertarik menekuni dunia bisnis program affiliasi. Dengan semakin murah dan terkenalnya ebook, ini bisa menjadi peluang yang besar bagi kita untuk ikut mengambil bagian dalam dunia yang gemerlapan itu. Jadi, bersiaplah mulai dari sekarang, jika kita tidak ingin terus tertinggal.

Berlatih Mengkondisikan Diri

Pernahkah kamu mengalami situasi dimana kamu sebenarnya tahu apa yang harus kamu lakukan, tapi kamu tidak bisa memaksa dirimu untuk segera melakukannya? Atau mungkin kamu sudah mulai melakukannya, tapi sulit untuk mempertahankan pikiran dan kemauan untuk menyelesaikan apa yang sedang kita kerjakan.

Aku ambil contoh kasus yang berhubungan dengan dunia blogging saja, agar lebih nikmat untuk dibicarakan, karena aku sangat menyukai dunia blogging.

Misalnya begini, anggaplah aku tahu bahwa agar blog ku bisa mendapatkan traffik yang cukup bagus, aku harus membuat content yang bagus. Dan anngap aku juga sudah tahu bahwa untuk membuat content yang bagus, aku harus mulai berlatih menulis.

Tapi aku mengalami kesulitan untuk membiasakan diri berlatih menulis. Saat niat ingin menulis, ada saja yang terlintas dipikran dan akhirnya aku memikirkan hal yang lainnya. Hingga akhirnya aku menunda untuk berlatih menulis. Padahal aku sudah tahu, bahwa jika aku tidak segera dan sering berlatih menulis, mana mungkin aku bisa membuat content yang bagus. Ini kasus yang pertama.

Kasus yang kedua, anggaplah aku akhirnya berhasil memaksakan diri untuk berlatih menulis. Aku ingin bisa menghasilkan content yang bagus seperti blogger-blogger lainnya. Saat sedang menulis, bukan berarti bahwa aku sudah aman. Masih banyak gangguan lain yang membuat ku malas untuk menyelasaikan apa yang sudah aku mulai.

Jika terus-menerus seperti ini, sepertinya impian ku untuk memulai sebuah bisnis online akan menjadi semakin jauh. Bagaimana mungkin impian itu bisa tercapai, jika aku sama sekali belum melangkah. Berarti aku mempunyai suatu masalah yang besar. Kamu mengerti bukan, apa yang aku maksud.

Masalah ini bukanlah masalah yang sepele. Kita seringkali tahu apa yang harus kita lakukan. Kita tahu apa yang terbaik untuk kita. Tapi kita selalu menundanya. Penundaan adalah masalah utama yang menjadi faktor penyebab banyaknya impianku yang tidak tercapai.

However, adakah solusi yang bisa membuat aku bisa sedikit demi sedikit menghilangkan kebiasaan menunda-nunda ini? Adakah cara untuk memaksa pikiran dan tubuh agar menuruti apa yang aku ingin lakukan? Aku tidak mengetahui hal itu sebelumnya.

Sampai akhirnya aku membaca artikel ”Conditioning Yourself to Succeed.” Anyway, apa isi dari artikel tersebut. Apa yang dimaksud dengan pengkondisian atau conditioning ini? Setelah membaca berulang-ulang dan berkali-kali (maklum aga’ telmi) akhirnya aku mendapat sedikit kejelasan.

Artikel ini memberikan solusi yang cukup sederhana tapi efektif untuk mengatasi masalah seperti kasus diatas. Yaitu dengan cara mengkondisikan diri. Atau bisa kita sebut juga dengan mendisiplinkan diri. Yaitu memaksa diri sendiri untuk berada dalam suatu situasi.

Pengkondisian ini mempunyai dua buah bentuk. Yaitu pengkondisian pikiran dan pengkondisian tingkah laku atau perbuatan atau kebiasaan.

Kita bahas yang pertama dulu, yaitu pengkondisian pikiran. Ide dasarnya adalah untuk mengkondisikan pikiran kita agar memikirkan hal-hal yang ingin kita lakukan. Dengan tujuan agar kita melakukan apa yang kita pikirkan tersebut. Konsepnya yaitu, dengan memikirkan pikiran yang benar, maka diharapkan aksi yang akan kita ambil adalah aksi yang benar.

Contoh mengenai pengkondisian yang benar ini adalah termasuk mengucapkan atau membaca hal-hal yang positif. Misalnya contoh kasus ku diatas. Jika aku mempunyai pikiran yang negatif, aku akan mengeluarkan kata-kata keluhan, seperti ”ah ngapain capek-capek nulis, toh tidak ada hasilnya.” dan aksi yang akan aku ambil adalah aku berhenti menulis.

Tapi jika aku bisa mengkondisikan pikiran dengan cara mengontrolnya agar memikirkan hal-hal yang positif, maka diharapkan aku akan mengambil aksi yang positif. Misalnya aku berhasil mengontrol pikiran ku untuk memikirkan hal-hal yang positf, maka kata-kata yang akan aku ucapkan adalah ”wah aku tidak menyangka ternyata menulis itu mudah.” dan aksi yang akan aku ambil adalah aku menjadi semakin bersemangat untuk berlatih menulis.

Pengkonsidian pikiran ini sangat efektif digunakan jika akar permasalahan yang kita hadapi berasal dari cara berpikir yang salah. Cara berpikir yang salah biasanya mengakibatkan kita mengambil sikap yang salah.

Ini bisa kita lihat saat kita berhadapan dengan orang lain, saat kita menggunakan cara berpikir yang salah, kita akan menunjukkan sikap yang salah, dan akibatnya orang akan mudah salah paham terhadap sikap dan perbuatan kita.

Lalu bagaimana dengan pengkondisian tingkah laku atau perbuatan? Pengkondisian ini digunakan dengan asumsi bahwa jika kita melakukan hal yang benar, maka kita akan mendapatkan hasil yang kita inginkan, tidak perduli apa yang kita pikirkan saat kita melakukan hal tersebut.

Pengkondisian kebiasaan difokuskan pada pembentukan kebiasaan baru yang menggantikan kebiasaan-kebiasaan lama yang salah, tanpa memperdulikan apa yang kita pikirkan. Pelaku pengkondisian tingkah laku ini percaya bahwa jika kita mengambil aksi yang benar, maka secara otomatis pikiran kita akan mengikuti.

Pengkondisian kebiasaan atau tingkah laku ini terkadang lebih efektif dari pengkondisian pemikiran. Salah satu masalah yang sering dihadapi dalam hal pengkondisian pikiran yaitu, saat kita gagal untuk segera mengambil aksi yang benar secepatnya, maka tingkah laku kita tidak bisa dikondisikan ulang untuk menyesuaikannya dengan kondisi pikiran.

Sebagai contoh, jika kita adalah seorang perokok yang ingin berhenti merokok dengan cara memfokuskan pikiran bahwa kita tidak lagi menjadi perokok, dan melakukan afirmasi setiap hari agar mendapatkan efeknya. Tapi sementara itu, kita terus menyalakan api rokok, saat itu pikiran kita mengirimkan pesan yang bercampur antara perokok dan bukan perokok, maka kemungkinan besar kita tidak akan pernah mencapai hasil yang diinginkan.

Pengkondisian tingkah laku akan bekerja lebih baik jika yang ingin kita ubah adalah tingkah laku atau kebiasaan. Misalnya kasus perokok diatas. Kita akan berhenti merokok jika kita berhenti membeli dan menghisap rokok, tidak perduli bahwa pikiran kita terus memikirkan tentang rokok.

Banyak yang berpendapat bahwa motivasi akan mengikuti aksi. Saat kita sudah mengambil aksi, bahkan sekalipun kita tidak termotivasi untuk melakukannya, kita akan menyadari bahwa akhirnya motivasi kita meningkat. Hasil dari aksi yang kita lakukan akan sangat membantu untuk meningkatkan motivasi.

Ide dasar dibalik pengkondisian kebiasaan ini adalah pengendalian dan penggantian. Cari tahu aksi apa yang perlu kita kita lakukan agar bisa mendapat hasil yang diinginkan. Kemudian, kondisikan diri untuk melakukan aksi itu.

Kita selalu mempunyai kebiasaan tertentu, pastikan bahwa kebiasaan itu memberikan hasil yang kita inginkan. Jika kita merasa bahwa kebiasaan yang kita lakukan tidak memberikan hasil yang kita inginkan, maka ambil alih situasi dan ganti dengan kebiasaan yang benar.

Sebagai contoh, jika kita mempunyai kebiasaan tidur larut malam, hingga mengakibatkan kita bangun kesiangan dan merasa kelelahan serta malas untuk melakukan aktivitas, maka, ganti kebiasaan tersebut dengan kebiasaan yang lebih baik.

Masalahnya adalah, kita tidak tahu kondisi yang bagaimana yang bisa memberikan jaminan bahwa hasil yang didapat adalah hasil yang kita inginkan.

Ini mungkin bisa kita atasi dengan cara melihat kembali kebiasaan kita sebelumnya. Apakah hasil yang kita dapat sesuai dengan aksi yang kita lakukan? Dimana kita melihat ada ketidakcocokan antara hasil yang kita inginkan dengan kebiasaan yang kita lakukan? Perubahan apa yang ingin kita lakukan?

Itulah pemahaman yang aku dapat setelah aku membaca artikel tersebut. Bagaimana menurut mu? Aku sangat merekomendasikan kamu untuk membaca artikel tersebut secara langsung. Mungkin saja apa yang aku tuliskan disini, tidak sesuai dengan maksud sebenarnya dari artikel tersebut.

Setelah membaca artikel tersebut, sedikit banyak aku menjadi tahu bagaimana menghadapi dan memecahkan permasalahan yang sedang aku hadapi ini. Mulai saat ini, aku harus membiasakan diri untuk terus menulis apa yang aku pikirkan. Sekalipun tulisan yang aku hasilkan tidaklah seperti yang diharapkan, tapi itu adalah bagian dari proses pembelajaran.

Google